Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Saat Sebuah Rumor Terasa Muskil

6 Februari 2022   17:03 Diperbarui: 6 Februari 2022   17:03 318 2
Dalam beberapa hari terakhir, beredar rumor ketertarikan Lazio pada Pratama Arhan, pemain Timnas Indonesia.

Berawal dari sebuah mention seorang Laziale asal Indonesia ke akun media sosial resmi Lazio, pemberitaan soal kemungkinan bek kiri asal Blora ini pindah ke Italia langsung jadi heboh di media sosial.

Tentu saja, ini hanya rumor, karena bursa transfer musim dingin di Eropa sudah tutup. Kalaupun bisa menambah pemain, Lazio hanya bisa menambah pemain bebas agen alias tanpa klub.

Sekilas, situasi ini ideal buat Arhan, karena dirinya sempat berpamitan dengan manajemen PSIS Semarang, klub yang jadi tempat bermainnya sejak level junior.

Masalahnya, bek berparas mirip aktor Dion Wiyoko ini diketahui telah bergabung kembali dengan Tim Mahesa Jenar, hingga kompetisi Liga 1 musim 2021/2022 usai.

Hanya saja, berbeda dengan Alfeandra Dewangga, pemain PSIS Semarang yang juga sedang naik daun, Arhan diberi kesempatan untuk lebih fokus memulihkan kondisi, sambil mengikuti program pemusatan latihan Timnas Indonesia U-23, yang sebentar lagi akan bertanding di Piala AFF U-23.

Kebetulan, bek spesialis lemparan ke dalam ini sempat cedera ringan jelang laga Indonesia vs Timor Leste. Meski saat itu tetap bisa dimainkan dan mencetak gol, ia masih butuh sedikit waktu lagi untuk memulihkan kondisi.

Kembali ke rumor ketertarikan Lazio, peluang Pratama Arhan langsung bermain di kasta tertinggi Liga Italia sebenarnya juga lumayan kecil, karena ia bukan pemain berpaspor Uni Eropa.

Seperti diketahui, Liga Italia hanya membatasi jumlah maksimal 3 pemain berpaspor non Uni Eropa. Pembatasan ini tetap ketat, sekalipun ada program kerja sama dengan negara lain.

Pada masa puncak ketenaran Liga Italia medio 1990-an, kebetulan hal ini pernah terjadi. Waktu itu, PSSI sempat menggandeng FIGC (PSSI-nya Italia) dalam proyek mercusuar PSSI Primavera dan Baretti.

Dari program ini, muncul pemain-pemain macam Kurnia Sandi dan Kurniawan Dwi Yulianto, yang sempat dikontrak Sampdoria, klub kontestan Serie A. Sayang, mereka tak pernah bermain di laga resmi untuk klub kota Genoa itu, karena terganjal kendala administrasi, salah satunya berkaitan dengan status sebagai pemain non-Uni Eropa.

Dari sini saja, sudah jelas kalau kemungkinan Pratama Arhan mendarat di klub asuhan Maurizio Sarri sangat tipis. Kalaupun bisa mendarat di Italia, ia butuh dukungan koneksi kuat di klub tujuan.

Jika melihat faktor koneksi, maka klub Como lebih masuk akal untuk dikaitkan dengannya. Seperti diketahui, klub kasta kedua Liga Italia itu dimiliki juragan rokok asal Indonesia.

Berkat faktor koneksi ini juga, Kurniawan Dwi Yulianto bisa direkrut sebagai staf pelatih tim klub juara Serie C musim 2020-2021.

Tapi, berhubung ketatnya aturan kuota pemain non-Uni Eropa di Italia, transfer permanen tetap saja sulit. Satu lagi, hukum di Indonesia mengharamkan adanya kewarganegaraan ganda.

Jadi, hanya trial jangka pendek saja yang bisa dilakukan tanpa masalah, sekalipun kelanjutannya tak bisa dijamin pasti akan direkrut permanen.

Kebetulan, situasi ini juga terjadi di Spanyol, (negara dengan kebijakan pemain asing mirip Italia) saat Evan Dimas berkesempatan trial jangka pendek di sana. Ketatnya kebijakan Liga Spanyol soal pemain non-Uni Eropa membuat "trial" ini tak bisa berlanjut ke tahap serius.

Kendala-kendala inilah, yang membuat pemain-pemain asal Indonesia kesulitan pindah ke klub liga Eropa barat. Kecuali, di liga dengan kebijakan kuota pemain non-Uni Eropa cukup longgar, seperti di Belanda dan Belgia.

Berkat kelonggaran itu, pemain-pemain naturalisasi seperti Stefano Lilipaly dan
Ezra Walian sempat bermain di Belanda, meski sudah berstatus WNI. Ada juga Bagus Kahfi, yang mendarat di Jong Utrecht, berkat bantuan koneksi Dennis Wise (pelatih Garuda Select).

Di Belgia, klub CS Vise sempat "dititipi" pemain Indonesia macam Alfin Tuasalamony dan Manahati Lestusen, saat masih dimiliki oleh keluarga Bakrie.

Berangkat dari situasi dan kondisinya, bisa disimpulkan, rumor soal ketertarikan Lazio pada Pratama Arhan hanya pepesan kosong alias mustahil bin muskil terwujud. Kalaupun serius, kendala administrasi (kuota pemain non-Uni Eropa) siap menjegal.

Jadi, kalaupun pindah ke Eropa, liga-liga di Eropa timur bisa jadi tujuan lebih masuk akal. Kebetulan, Pratama Arhan saat ini juga diageni oleh Dusan Bogdanovic, agen asal Serbia yang sukses "mengekspor" Egy Maulana Vikri ke Lechia Gdansk (Polandia) dan FK Senica (Slovakia).

Akankah Pratama Arhan benar-benar "go abroad"?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun