Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Hasil Imbang dan Secercah Harapan

23 Desember 2021   01:46 Diperbarui: 23 Desember 2021   01:53 133 3
Menjelang leg pertama babak semifinal Piala AFF 2020, antara tuan rumah Singapura versus Indonesia, Rabu (22/12) optimisme memang hadir di kalangan pecinta sepak bola nasional. Maklum, Timnas Indonesia melangkah ke semifinal sebagai juara grup, setelah menahan imbang Vietnam tanpa gol, dan menggasak Malaysia dengan skor 4-1.

Situasi makin terlihat menguntungkan, karena Tim Garuda tak langsung bertemu Thailand di semifinal. Boleh dibilang, Singapura tampak lebih "mudah" ketimbang Thailand, meski berstatus sebagai tuan rumah.

Tapi, Singapura sebenarnya juga bukan lawan enteng. Selain karena berstatus sebagai tuan rumah, tim yang Tatsuma Yoshida ini ternyata mampu tampil cukup taktis saat menghadapi Timnas Indonesia.

Mereka tak ragu-ragu untuk bermain keras, dan melakukan pelanggaran. Cara ini terlihat cukup efektif dalam bertahan, karena kecepatan pemain-pemain Tim Garuda bisa diredam.  

Soal kendali permainan, pendekatan taktik Singapura mampu membuat situasi tetap dalam kendali, karena tak ada tim yang benar-benar bermain dominan.

Timnas Indonesia memang sempat berada di atas angin, setelah kombinasi umpan satu-dua Asnawi Mangkualam dan Witan Sulaeman mampu dituntaskan menjadi gol oleh nama terakhir di menit ke 28. Setelahnya, ada beberapa peluang yang juga hadir.

Masalahnya, Ricky Kambuaya dkk terlanjur terbawa tempo permainan lambat The Lions. Akibatnya, muncul beberapa kali salah umpan dan serangan balik cepat dari tim juara Piala AFF 4 kali itu.

Di sini, gol penyeimbang seperti tinggal menunggu waktu. Benar saja, berawal dari sebuah skema serangan balik cepat, Singapura mampu menyamakan skor di menit ke 70, lewat tendangan terukur Ikhsan Fandi.

Gol ini sempat membuat mereka lalu balik menekan. Untunglah, tak ada gol yang tercipta. Skor imbang 1-1 menjadi modal menuju leg kedua, yang akan dimainkan pada hari Natal 2021.

Meski tak sampai kalah, hasil ini menjadi satu peringatan buat Tim Merah Putih untuk lebih waspada di leg kedua. Jangan sampai terbawa tempo permainan tim lawan, apalagi termakan olehnya, karena itu akan membuat situasi jadi rumit.

Di sisi lain, performa lini depan saat menghadapi Singapura juga layak jadi sorotan. Bukan karena Witan mencetak gol, tapi karena penyerang yang diplot sebagai ujung tombak ternyata masih melempem.

Mulai dari Dedik Setiawan, Ezra Walian, sampai Hanis Saghara, semuanya kurang meyakinkan, sampai harus dimasukkan pelatih Shin Tae-yong secara bergantian. Mereka tak mampu menjalankan peran sebagai target man, karena sering kalah duel udara dengan bek Singapura.

Peran sebagai "penangkal petir" malah lebih sukses dijalankan oleh Elkan Baggott, yang beberapa kali unggul duel udara di kotak penalti Tim Singa. Dengan tinggi badan 195 cm dan postur tinggi besarnya, bek tengah blasteran Indonesia-Inggris ini tampak tak kesulitan saat berebut bola lambung.

Tentunya, ini akan jadi catatan menuju leg kedua nanti. Meski kurang meyakinkan dalam duel udara, kombinasi umpan cepat satu-dua bisa menjadi satu pilihan, karena terbukti telah menghasilkan gol ke gawang Singapura.

Strategi umpan cepat ini juga terbukti sangat dihindari lawan. Demi menggagalkan strategi ini, mereka sampai repot-repot melakukan beberapa kali pelanggaran.

Melihat situasinya, di leg kedua nanti, tim asuhan Shin Tae-yong perlu mencoba untuk memegang kendali permainan sejak awal. Minimal, bermain dengan tempo lebih cepat.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun