Disebut demikian, karena mereka di satu sisi tampil sempurna di awal, tapi terlihat rentan di akhir. Sempat unggul 2-0 lewat gol-gol Jordan Henderson dan Sadio Mane, di setengah jam pertama, Liverpool sebenarnya menunjukkan permainan agresif yang menarik.
Anak asuh Juergen Klopp bahkan mampu mencetak satu gol lagi lewat Sadio Mane. Sayang, gol ini dianulir wasit, setelah VAR mendapati pemain asal Senegal itu melakukan handsball.
Momen ini rupanya menjadi titik balik buat kedua tim. Brighton tampak lebih bersemangat mengejar gol, sementara Liverpool mulai terlihat gugup. Mereka masih bermain agresif, tapi kurang efektif.
Â
Hasilnya, Enock Mpewu mampu membobol gawang Liverpool, lewat tendangan kencangnya. Gol pemain asal Zambia itu memastikan babak satu selesai dengan skor 2-1.
Di babak kedua, The Kop dibuat kewalahan oleh The Seagulls yang tampil disiplin dan spartan. Agresivitas Adam Lallana dkk bahkan bisa saja menghasilkan banyak gol, andai Alisson tak membuat sejumlah penyelamatan krusial.
Liverpool sendiri sempat membuat gol lewat aksi Mohamed Salah. Apes, gol ini dianulir wasit karena offside
Rupanya, momen ini kembali jadi pemicu positif buat anak asuh Graham Potter. Mereka kembali mencetak gol, setelah assist Adam Lallana mampu dituntaskan Leandro Trossard menjadi gol.
Pemain asal Belgia ini bahkan mampu membuat satu gol lagi, andai tak dianulir wasit karena offside.
Setelahnya, kedua tim sama-sama berusaha mencari gol ketiga. Liverpool bahkan coba memasukkan Diogo Jota dan Takumi Minamino sekaligus. Sayang, situasi tetap buntu dan skor 2-2 menjadi hasil akhir pertandingan di Stadion Anfield.
Penampilan ngotot Brighton kali ini sekali lagi menunjukkan, Liverpool masih kerepotan saat harus menghadapi lawan yang bermain ngotot dan agresif. Sebuah PR besar yang masih belum bisa dibereskan.
Memang, di satu sisi, Si Merah beruntung, karena pada saat bersamaan, Manchester City takluk 0-2 dari Crystal Palace di Etihad Stadium.
Secara statistik, tim asuhan Pep Guardiola memang dominan seperti biasa. Tapi, gol cepat Wilfried Zaha plus kartu merah langsung kepada Aymeric Laporte membuat semua dominasi itu jadi percuma.
Anak-anak asuh Patrick Vieira tetap mampu mengontrol situasi, bahkan mencetak satu gol lagi lewat aksi Connor Gallagher di menit-menit akhir babak kedua.
Masalahnya, pada saat bersamaan, Liverpool juga apes, karena Chelsea mampu menggasak Newcastle United dengan skor 3-0. Meski kembali tampil tanpa penyerang murni, anak asuh Thomas Tuchel mampu tampil beringas.
Bukan hanya dominan secara statistik, sepasang gol Reece James dan penalti Jorginho mempertegas kepantasan Si Biru menang atas klub kaya baru, sekaligus duduk di posisi puncak klasemen sementara Liga Inggris.
Rangkaian hasil kejutan yang didapat Liverpool dan Manchester City memang menguntungkan bagi Chelsea, karena mereka bisa mulai membuat jarak poin, tapi, ini menjadi satu warna menarik, karena ada tiga kuda pacu yang bersaing di sini. Jumlah kuda pacu ini ini bisa saja bertambah, jika ada lebih banyak kejutan yang hadir.
Menarik ditunggu, bagaimana kelanjutan persaingan di papan atas Liga Inggris musim ini.