Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Tonnie Bruins Slot, "Support System" Lintas Generasi

3 November 2020   12:19 Diperbarui: 3 November 2020   17:46 152 6
"Di balik sebuah kesuksesan, ada support system yang hebat"

Begitulah kira-kira gambaran umum tentang posisi seorang asisten pelatih atau staf teknis dalam sebuah tim. Mereka mungkin tak banyak disorot seperti halnya pelatih atau pemain bintang, tapi mereka punya peran tak kalah penting dalam tim.

Di era modern, ada beberapa pelatih kenamaan, yang dikenal pernah punya asisten pelatih jempolan. Misalnya, Juergen Klopp saat ini punya Pepijn "Pep" Linders (Belanda) di Liverpool, setelah sebelumnya sempat lama didampingi Zeljko Buvac (Bosnia-Herzegovina).

Contoh lainnya, Joachim Loew pernah didampingi Hansi Flick di Timnas Jerman, dan Jose Mourinho pernah lama didampingi Rui Faria. Ada juga Pep Guardiola, yang semasa melatih Barcelona didampingi Tito Vilanova.

Para "tangan kanan" pelatih ini, biasa menjadi rekan diskusi, dan banyak memberi masukan teknis saat dibutuhkan. Tapi, tak banyak yang punya cerita unik seperti halnya Tonnie Bruins Slot (Belanda).

Disebut unik, karena sosok yang lahir di kota Amsterdam tahun 1947 ini, cukup lekat dengan klub asal kota Amsterdam, Johan Cruyff, dan Ronald Koeman. Kok bisa?

Untuk hal yang disebut pertama, Slot memang memulai karirnya di FC Amsterdam sebagai staf pelatih, antara tahun 1972-1980, dalam tim yang sempat diperkuat Jan Jongbloed, kiper Timnas Belanda era 1970-an. Klub ini bubar pada tahun 1982.

Kiprah Slot lalu berlanjut di sudut lain kota Amsterdam, saat ditunjuk menjadi asisten pelatih Aad De Mos di Ajax Amsterdam pada tahun 1982. Saat De Mos mundur di akhir musim 1984/1985, dirinya sempat menjadi pelatih interim, dan meraih gelar juara Eredivisie.

Pada periode ini, Slot sukses meraih sepasang trofi juara Eredivisie dan satu trofi Piala Belanda. Kala itu, Ajax diperkuat talenta-talenta hebat macam Frank Rijkaard, Ronald Koeman, dan Marco Van Basten.

Slot kembali menjadi asisten pelatih di Ajax, saat Si Merah-Putih menunjuk Johan Cruyff sebagai pelatih. Di bawah komando Cruyff inilah, Ajax sukses meraih sepasang gelar Piala Belanda, dan trofi Piala Winners UEFA musim 1986-1987, sekaligus membentuk "Class of 87" di Ajax, dengan Van Basten sebagai bintang utama.

Saat Johan Cruyff pindah ke Barcelona tahun 1988, legenda Timnas Belanda ini ikut membawa serta Slot sebagai asisten pelatih. Kemampuan analisis dan pemahaman taktiknya yang oke, menjadi satu pertimbangan utama.

Di Barcelona, Slot ikut menjadi bagian dari "The Dream Team" Cruyff, bersama pemain-pemain macam Ronald Koeman, Pep Guardiola, Romario dan Michael Laudrup. Era sukses Cruyff di Catalan antara lain ditandai dengan torehan 4 gelar La Liga Spanyol, 1 trofi Copa Del Rey, dan 1 gelar Liga Champions.

Saat Cruyff hengkang dari Barca tahun 1996, Slot juga hengkang. Kali ini, ia pindah ke PSV Eindhoven, dengan peran sebagai pelatih Jong PSV (tim junior PSV), sampai tahun 1998.

Setahun berselang, Slot kembali ke Ajax, kali ini, ia menjadi asisten pelatih Ronald Koeman, dan sempat kembali menjadi pelatih interim, saat Koeman pergi tahun 2004. Pada periode ini, Slot turut membantu Ajax meraih sepasang trofi juara Eredivisie, satu trofi Johan Cruyff Schaal, dan satu trofi Piala Belanda.

Pada periode ini, Slot sempat rangkap tugas menjadi staf pelatih Timnas Belanda selama gelaran Euro 2000. Kala itu, Tim Oranye diasuh Frank Rijkaard, dan mampu melaju ke babak semifinal.

Seperti di era Van Basten dulu, Ajax kali ini juga diperkuat pemain-pemain berbakat macam Rafael Van Der Vaart, Zlatan Ibrahimovic, dan Nigel De Jong. Meski kali ini tak sukses di Eropa, Ajax masih mampu mengorbitkan pemain berkualitas.

Uniknya, Slot kembali dipercaya Koeman sebagai asisten dan staf pelatih, saat legenda Belanda ini menangani Benfica (Portugal), PSV Eindhoven, Valencia (Spanyol) dan AZ Alkmaar. Sama seperti Cruyff dulu, Slot dipilih Koeman karena kemampuannya yang mumpuni.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun