Saking meratanya, Liverpool sang pemuncak klasemen sementara, yang juga juara bertahan Liga Inggris musim lalu, juga kebagian paket kejutan. Kejutan itu terjadi, saat Si Merah dibantai Aston Villa dengan skor 7-2.
Tapi, diantara semua paket kejutan di awal musim Liga Inggris kali ini, terselip satu tim yang agak terlupakan. Tim ini adalah Tottenham Hotspur.
Benar, tim asuhan Jose Mourinho ini menjadi satu kejutan, karena mereka cukup moncer dalam mencetak gol. Dari 7 laga yang sejauh ini sudah mereka jalani, Harry Kane dkk sukses mencetak 18 gol.
Pada akhir pekan lalu, tim asal kota London ini mampu menang 2-1 atas Brighton, berkat gol-gol Harry Kane dan Gareth Bale. Alhasil, mereka kini merangsek ke posisi kedua dengan poin 14, hanya kalah 2 poin dari Liverpool.
Tentunya, ini adalah satu anomali, karena pelatih asal Portugal selama ini dikenal pragmatis, kurang memperhatikan produktivitas gol tim. Selama hasil akhir bagus, semua baik-baik saja.
Tak disangka, pandangan ini diubah total The Special One, pada musim penuh pertamanya di Spurs. Tim yang tadinya cukup irit berbelanja pemain, dibuatnya berbenah di berbagai sektor, dengan mendatangkan beberapa pemain berkualitas.
Di bawah mistar, Mou mendatangkan Joe Hart. Di lini belakang, Sergio Reguillon diboyong dari Real Madrid, setelah pada prosesnya mengalahkan Manchester United dalam negosiasi transfer.
Di tengah, ada Pierre Emile Hojbjerg. Gelandang berpengalaman asal Denmark ini digaet dari Southampton. Di lini serang, nama Gareth Bale menjadi transfer yang paling menyita perhatian, karena bintang Timnas Wales ini akhirnya benar-benar hengkang dari Real Madrid.
Meski sempat kalah 0-1 atas Everton di pekan perdana, pelan tapi pasti The Lilywhites mulai memanaskan mesin. Tak hanya meraih hasil positif, mereka juga mampu menang dengan skor telak.
Setelah menggasak Southampton 5-2 di pekan kedua, rival bebuyutan Arsenal ini mampu membuat kejutan, saat secara luar biasa mampu menghajar Manchester United di Old Trafford dengan skor 6-1.
Rupanya, momentum inilah yang jadi pelecut Spurs untuk melaju. Di saat Duo Manchester, Arsenal dan Chelsea belum sepenuhnya konsisten, Spurs sudah mulai menemukan konsistensi.
Memang, ini tak lepas dari kejelian Mourinho dalam memaksimalkan kemampuan duo Harry Kane dan Son Heung-Min sebagai juru gedor. Dengan kombinasi keduanya, eks pelatih Chelsea ini mampu membuat Spurs bagai bermesin ganda.
Ini jelas menjadi satu peningkatan, karena sebelumnya Spurs hanya bertumpu pada Harry Kane. Akibatnya, saat top skorer Piala Dunia 2018 ini absen, Spurs dalam masalah besar.
Sejauh ini, kombinasi keduanya terbukti ampuh sejauh ini. Son mencetak 8 gol dan 2 assist, sementara Kane mencetak 6 gol dan 8 assist. Jika salah satu macet, masih ada motor permainan lain yang bisa diharapkan.
Tapi, rencana taktik eks pelatih Real Madrid ini tak berhenti sampai disitu. Ia berencana memaksimalkan kemampuan Gareth Bale, meski proses adaptasi pemain kidal ini cukup perlahan.
Maklum, selain sering cedera, dalam beberapa waktu terakhir, pemain jebolan akademi Southampton ini punya waktu bermain cukup terbatas. Jadi, untuk saat ini, ia belum berada dalam kondisi puncak, meski sudah mencetak gol ke gawang Brighton.
Ini memang masih awal musim, tapi jika rencana taktik Mourinho di Spurs berjalan lancar, agaknya kita akan bersiap melihat Spurs yang berbeda dari sebelumnya. Bukan kejutan juga kalau Mou dan Bale akhirnya mampu memperbaiki reputasi yang sebelumnya ternoda catatan negatif.
Mampukah Spurs menjaga tren positif?