Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Panggung Komedi Dua Tim Merah

5 Oktober 2020   08:20 Diperbarui: 5 Oktober 2020   08:24 167 6
Judul di atas, adalah satu kesimpulan sederhana, dari performa mengerikan Liverpool dan Manchester United di pekan keempat Liga Inggris musim ini.

Hanya saja, ini mengerikan dalam arti negatif, karena mereka sama-sama kalah dengan margin lima gol. Di Old Trafford, Setan Merah dihajar 1-6 oleh Tottenham Hotspur. Di Villa Park, Aston Villa menggasak Liverpool 7-2.

Dua tim ini sama-sama tampil berantakan, jadi bulan-bulanan lawan, dan jadi bahan tertawaan. Hanya saja, situasinya cukup berbeda

Di Manchester, MU sebenarnya mampu unggul lebih dulu lewat penalti Bruno Fernandes di menit awal. Tapi, Spurs langsung membalas lewat aksi Tanguy Ndombele dan Son Heung-Min.

Situasi ini merusak momentum mereka, dan mental tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer semakin ambruk, setelah Anthony Martial dikartu merah wasit akibat menampar Erik Lamela.

Alhasil, tim asuhan Jose Mourinho kian merajalela. Keunggulan jumlah pemain mampu dimanfaatkan dengan baik untuk mendominasi jalannya pertandingan, dan mencetak empat gol lagi lewat dwigol Harry Kane, satu gol lagi dari Son Heung-Min, dan Serge Aurier.

Di kota Birmingham, kekacauan sebetulnya sudah mengganggu Liverpool, sejak sebelum pertandingan dimulai. Cedera Alisson pada sesi latihan, ditambah Thiago Alcantara dan Sadio Mane yang sama-sama absen akibat terkena virus Corona, sukses membuat semuanya ambyar.

Di bawah mistar, Adrian yang tampil sebagai pengganti sang Brasileiro justru mengalami mimpi buruk. Diawali dengan blunder di menit awal, gol-gol lainnya mengalir begitu saja..

Di lini belakang, Virgil Van Dijk dkk terlihat tak fokus, Alhasil, Ollie Watkins mampu membuat trigol, Jack Grealish mampu membuat dwigol, dan dua gol lainnya datang lewat aksi Ross Barkley dan John McGinn.

Liverpool sebenarnya mampu memperkecil kedudukan lewat dwigol Mohamed Salah, mampu mendominasi penguasaan bola, dan membuat sejumlah peluang.

Hanya saja, penampilan disiplin lini belakang Villa membuat tim asuhan Jurgen Klopp menemui kebuntuan. Tak adanya sosok playmaker seperti Thiago, membuat dominasi Si Merah justru jadi kelemahan yang diekspos Villa habis-habisan.

Agaknya, Villa sudah paham betul, bagaimana cara mengacak-acak Liverpool di kandang sendiri. Kebetulan, situasi ini juga pernah terjadi di ajang Piala Liga musim lalu.

Kala itu, Liverpool yang diperkuat pemain-pemain dari tim junior juga mampu mendominasi penguasaan bola. Tapi, efektivitas Villa mampu membuat mereka menang 5-0.

Liverpool sendiri menurunkan pemain muda, karena tim utama sedang bertanding di ajang Piala Dunia Antarklub. Di akhir kompetisi, Aston Villa mampu melaju ke final, sebelum akhirnya takluk atas Manchester City.

Boleh dibilang, kekalahan di Villa Park menjadi semacam de ja vu, karena situasi di lapangan cukup mirip. Tapi, mereka kini harus lebih waspada, karena lawan akan berusaha memanfaatkan kelemahan tim habis-habisan.

Terlepas dari performa medioker dua tim merah ini, situasi semacam ini agaknya akan jadi satu warna khas di kompetisi musim ini. Gejalanya sendiri sudah terlihat dari kekalahan 2-5 Manchester City atas Leicester City pekan lalu.

Di sini, padatnya jadwal kompetisi, ditambah masih belum beresnya pandemi Corona, menjadi ancaman tersendiri buat kebugaran pemain.

Jangan lupa, pada musim ini, rangkaian jadwal pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 juga akan dimulai. Jadi, agak sulit mengharapkan pemain berada dalam kondisi maksimal, karena jadwal superpadat sudah menanti.

Bagi tim dengan kedalaman skuaf mumpuni saja, ancaman ini terbukti mengganggu. Apalagi, pada tim dengan materi pemain alakadarnya.

Jadi, bukan kejutan lagi, jika muncul pertandingan dengan skor akhir telak. Malah, kita perlu untuk mulai terbiasa, karena ini bisa jadi pemandangan biasa sepanjang musim ini.

Are you ready?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun