Caranya macam-macam, kadang bisa membeli pemain top yang sudah jadi, membeli pemain muda berbakat, bahkan memecahkan rekor transfer pemain termahal dunia.
Dari masa ke masa, menjadi satu pemandangan rutin, tiap kali Los Blancos menjadi headline di bursa transfer. Status mereka sebagai tim tersukses di Liga Champions, jelas menjadi satu daya tarik tersendiri.
Mulai dari era Zinedine Zidane, Cristiano Ronaldo, sampai Gareth Bale. Belum lagi, jika nama-nama tenar macam David Beckham, Luiz Ronaldo, atau Luis Figo ditambahkan. Semuanya tak ragu untuk pindah ke ibukota Spanyol, demi menjadi seorang Galactico.
Kebetulan, di bawah komando Florentino Perez, Real Madrid getol mencanangkan proyek "Los Galacticos", yang membuat tim dipenuhi pemain terbaik di posisinya. Belakangan, proyek itu berevolusi menjadi perburuan pemain muda berbakat kelas dunia.
Tujuannya jelas, untuk membangun tim tangguh yang tidak cepat "habis". Dimulai dari Martin Odegaard (Norwegia), dan masih terus berlanjut, dengan Kylian Mbappe dan Eduardo Camavinga (Prancis) sebagai target terkini, mereka terus bergerak.
Tapi, pada musim panas ini, Real terlihat sangat santai. Belum ada seorang pemain baru pun, yang didaratkan ke Santiago Bernabeu.
Mereka malah meminjamkan Gareth Bale (ke Tottenham Hotspur) dan Brahim Diaz (AC Milan), serta melepas permanen James Rodriguez (Everton, gratis) dan Sergio Reguillon (Tottenham, 45 juta euro).
Padahal, pada saat bersamaan, Barcelona, sang rival bebuyutan, justru sibuk bongkar pasang pemain, dan mendatangkan pelatih baru dalam diri Ronald Koeman (Belanda).
Jika melihat situasinya, pandemi Corona memang ikut memberi dampak. Tapi, dengan posisi keuangan mereka yang solid, dan didukung profitabilitas tinggi, seharusnya mencari pemain baru bukan perkara sulit, bahkan jika harganya mahal sekalipun.
Praktis, satu-satunya alasan paling masuk akal, dari kesantaian Real Madrid musim ini adalah, mereka ingin fokus pada tim yang ada sekarang, sambil coba memberdayakan pemain jebolan akademi La Fabrica atau pemain muda berbakat macam Reinier dan Rodrygo.
Agaknya, Zidane melihat, belanja pemain adalah satu keputusan berisiko, karena persiapan pra-musim yang mepet akibat imbas pandemi. Jika pemain baru ditambahkan, kekompakan tim bisa terganggu, dan si pemain bisa menjadi transfer flop, akibat tak punya cukup waktu untuk beradaptasi.
Di sisi manajemen klub, Florentino Perez sendiri terlihat tenang-tenang saja. Apalagi, mereka baru saja mendepak pemain bergaji mahal dalam diri James Rodriguez dan Gareth Bale.
Melihat situasinya, bukan kejutan kalau Real akan bersiap memboyong pemain berharga mahal. Bukan saat ini, tapi tahun depan, saat jadwal kompetisi diharapkan sudah bisa kembali normal.
Jadi, bisa dibilang, manuver belanja Si Putih musim ini adalah strategi mereka menyimpan tenaga, sambil memantau situasi. Siapa tahu, akan muncul lagi bintang-bintang baru yang layak direkrut, atau ada pemain bintang yang bisa diboyong sebagai transfer kejutan.
Menarik ditunggu.