Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Saat Si Merah Akhirnya Tumbang

1 Maret 2020   16:05 Diperbarui: 1 Maret 2020   16:28 111 0
Sebelum pertandingan dimulai, kebanyakan orang mungkin akan memprediksi, Liverpool akan menang atas tuan rumah Watford, dalam laga lanjutan Liga Inggris, Minggu (1/3, dinihari WIB). Maklum, lawan yang dihadapi Mohamed Salah dkk adalah Watford, tim yang sedang berjuang menghindari zona merah.

Dengan posisi sebagai pemuncak klasemen sementara, Liverpool juga bisa memperlebar jarak poin dengan Manchester City di posisi kedua menjadi 25 poin. Dengan catatan, mereka mampu mengalahkan Watford.

Maklum, pada akhir pekan ini, City tak bermain di liga, karena harus melakoni laga final Piala Liga Inggris melawan Aston Villa di Stadion Wembley. Jadi, jika menang, Liverpool akan memberikan tekanan ekstra kepada tim asuhan Pep Guardiola.

Tapi, di luar dugaan, armada Jurgen Klopp justru dipaksa menelan kekalahan pertama di liga domestik musim ini. Tak tanggung-tanggung, Watford berhasil menang dengan skor telak 3-0.
 
Dalam laga ini, Ismaila Sarr (22) muncul sebagai bintang lapangan. Rekan setim Sadio Mane di Timnas Senegal ini sukses membuat sepasang gol dan satu assist. Selain Sarr, Troy Deeney (31), juga tampil apik, dengan menyumbang satu gol dan satu assist.

Jika melihat jalannya pertandingan, terlihat jelas, pelatih Nigel Pearson di kubu Watford coba meng-copy paste taktik Diego Simeone, saat membawa Atletico Madrid menang tipis atas Liverpool di Liga Champions. Siapa tahu, cara yang sama bisa kembali mempan.

Dalam laga ini, Pearson memang berhasil meng-Atletico Madrid-kan Watford. Strategi awalnya, mereka bertahan rapat, menutup ruang tembak, dan bergerilya lewat serangan balik cepat. Segera setelah bola didapat, disitulah serangan dimulai.

Memang, pada babak pertama, strategi ini tak begitu berjalan mulus. Meski begitu, Watford sukses membendung daya gedor serangan Liverpool sampai turun minum.

Strategi ala Atletico Madrid yang ditetapkan Watford baru membuahkan hasil, saat Ismaila Sarr berhasil menjebol gawang Alisson di menit ke 54 dan 60. Dua gol inilah, yang sukses memukul telak Liverpool, karena alih-alih bangkit, Liverpool justru kembali kebobolan di menit ke 72 lewat aksi Troy Deeney.

Liverpool sendiri kali ini bagai membentur tembok besar saat menyerang. Meski memegang 71% penguasaan bola Roberto Firmino cs hanya bisa membuat satu tembakan ke arah gawang Watford, dari total 7 percobaan.

Sebaliknya, Watford bermain jauh lebih baik. Meski hanya kebagian 29% penguasaan bola, tim asal kota London ini mampu membuat total 14 tembakan, dengan 5 diantaranya mengarah ke gawang.

Tentunya, hasil ini membuat Liverpool seperti kembali dari mimpi indah. Mereka akhirnya merasakan kekalahan, setelah setahun lebih tak terkalahkan di liga domestik.

Meski di atas kertas tinggal membutuhkan 4 kemenangan lagi untuk jadi juara, kekalahan ini tetap menjadi satu peringatan keras buat Liverpool. Meski posisi di klasemen sementara masih cukup aman, mereka harus berusaha mengamankan poin demi poin sebanyak mungkin, sambil move on dari kekalahan ini.

Setelah ini, Liverpool juga harus lebih waspada, dan segera menemukan peredam taktik ala Atletico Madrid. Kekalahan atas Atletico Madrid dan Watford masih menjadi bukti sahih, taktik macam apa yang menjadi kelemahan Liverpool musim ini.

Bisa dipastikan, lawan-lawan Liverpool setelah ini akan berusaha meniru atau memodifikasi taktik ala Atletico Madrid seperti Watford. Inilah tantangan terkini yang harus dihadapi Liverpool, jika masih ingin meraih gelar juara Liga Inggris musim ini.

Mampukah Liverpool mengatasinya?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun