Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Setelah Firza Resmi ke Eropa

26 Januari 2019   08:38 Diperbarui: 26 Januari 2019   09:14 157 1
Setelah sempat menjalani trial di klub UD Alzira (Spanyol) dan AFC Tubize (Belgia), akhirnya pada Jumat, (25/1) lalu Firza Andika resmi berlabuh di AFC Tubize. Di klub kasta kedua Liga Belgia ini, Firza diikat kontrak selama dua tahun. Dengan demikian, ia resmi menyusul jejak Egy Maulana Vikri, rekan setimnya di Timnas Indonesia U-19, yang tahun lalu digaet Lechia Gdansk (Polandia).

Melihat situasinya, ini menjadi satu lompatan besar bagi Firza, yang sebelumnya sempat bermain di Liga 1 musim lalu bersama PSMS Medan. Hanya saja, pemain berposisi bek sayap ini relatif jarang bermain di Tim Ayam Kinantan di liga domestik, karena ia turut memperkuat Timnas U-19 di ajang Piala Asia U-19 tahun 2018.

Di turnamen ini Timnas U-19 yang diasuh oleh Indra Sjafri mampu menembus babak perempatfinal, dan Firza menjadi salah satu pemain yang tampil cukup baik, dan mampu mencuri perhatian. Tak heran, meski PSMS Medan harus terdegradasi ke Liga 2, Virza justru mendapat kesempatan untuk trial di Belgia dan Spanyol, sebelum akhirnya mendarat di Belgia.

Meski bukan klub raksasa liga Belgia, seperti halnya Anderlecht, Club Brugge, atau Standard Liege, AFC Tubize dikenal sebagai klub masa kecil Eden Hazard, bintang Chelsea dan Timnas Belgia saat ini. Dari segi kualitas kompetisi, liga Belgia jelas tak selevel dengan liga-liga top Eropa, seperti Liga Inggris, La Liga atau Serie A. Apalagi, Firza kali ini bergabung di klub kontestan kompetisi kasta kedua.

Tapi, keputusan Firza ini sudah tepat. Karena, dalam sedekade terakhir, reputasi Liga Belgia sebagai produsen pemain berkualitas sedang mencuat. Hal ini juga berimbas pada Timnas Belgia, yang belakangan muncul sebagai tim bertabur bintang. Bahkan, mereka sukses meraih medali perunggu di Piala Dunia 2018 silam. Jadi, Firza akan mendapat banyak pelajaran berharga, yang akan membantunya berkembang sebagai seorang pesepakbola.

Hanya saja, seperti halnya Egy di awal kiprahnya bersama Lechia Gdansk dulu, Firza harus "belajar" di tim reserve (setara Tim B di Liga Spanyol). Tujuannya, supaya ia bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya, sambil mengembangkan kemampuan lewat pengalaman bertanding yang cukup. Mengingat usianya masih 19 tahun, ini akan sangat berguna buatnya.

Di sisi lain, kepindahan Firza ke Belgia ini seharusnya layak diapresiasi dan dijadikan contoh bagi para pemain muda kita. Karena, Firza bisa bergabung di klub Eropa, tanpa bantuan "koneksi" orang Indonesia di internal klub tersebut. Jadi, ia dikontrak murni karena alasan teknis.

Kepindahan Firza ke Belgia, menjadi sebuah berita positif di sepak bola kita, di tengah maraknya kasus dugaan pengaturan skor. Tentunya, kita berharap, kiprah Firza di Belgia tak berlangsung singkat, dan akan ada talenta muda Indonesia lainnya, yang akan menyusul bermain di Liga Eropa.

Semoga sukses, Firza!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun