Uniknya, sebagai respon atas kegagalan Timnas di Piala AFF kali ini, ada banyak suporter Indonesia yang memilih "curhat" massal ke mantan pelatih Timnas, Luis Milla Aspas. Itu terlihat dari banyaknya jumlah komentar, yang kebanyakan berasal dari warganet Indonesia, di postingan akun Instagram Luis Milla @luismillacoach, seperti terlihat pada gambar di atas
Umumnya, para suporter Tim Garuda mengharapkan Milla kembali melatih timnas. Karena, Timnas Indonesia dinilai mengalami penurunan drastis sejak ditinggal pergi oleh eks pemain Real Madrid dan Barcelona ini. Entah kenapa, filosofi dan gaya bermain yang dibangun Milla selama hampir dua tahun terakhir hilang tanpa bekas.
Semua usaha Milla di timnas Indonesia seolah ikut pulang bersama Milla ke Spanyol. Konyolnya, Bima Sakti yang selama ini bertugas sebagai asisten Milla, malah menerapkan gaya bermain yang tak jelas bentuknya. Maka, wajar jika penampilan Timnas Indonesia di Piala AFF 2018 begitu amburadul.
Meski terlihat wajar, apa yang dilakukan oleh sebagian warganet Indonesia ini sebenarnya salah alamat. Karena, Milla tak lagi punya ikatan kerja dengan timnas Indonesia. Kalaupun ia berminat melatih kembali, keputusan akhir bukan berada di tangannya. PSSI-lah yang lebih berwenang mengambil keputusan.
Mungkin, Milla akan tersenyum geli dan agak kebingungan dengan sikap sebagian warganet Indonesia. Karena ia ternyata masih dirindukan publik sepak bola nasional, meski kini tak lagi melatih timnas. Padahal, saat berpisah dengan timnas, ia dianggap gagal memenuhi target prestasi yang dibidik PSSI. Parahnya, ia juga harus rela mendapati gajinya ditunggak PSSI. Di sisi lain, Milla pasti juga kebingungan, karena ia kebanjiran komentar dari warganet Indonesia di postingan akun Instagramnya, yang sebetulnya sama sekali tak bicara soal sepak bola.
Seharusnya, warganet Indonesia melakukan hal ini ke akun Instagram Edy Rahmayadi (Ketum PSSI), atau pengurus teras PSSI, seperti Ratu Tisha Destria (Sekjen PSSI) dan Joko Driyono. Supaya, mereka bisa melihat sendiri, bagaimana wujud suara hati publik sepak bola nasional, yang selama ini kerap mereka abaikan. Mungkin agak kurang mengenakkan buat mereka. Tapi, merekalah yang seharusnya layak menerima hadiah "serangan banjir komentar" warganet Indonesia, bukan Luis Milla.
Di sisi lain, apa yang dilakukan oleh sebagian warganet kita ini membuktikan, mereka sudah sangat muak berurusan dengan PSSI. Karena, kritik dan masukan yang diberikan suporter kerap dianggap angin lalu oleh PSSI yang seperti biasa tampak begitu pongah. Mereka seolah paling tahu harus bagaimana, tapi selalu mengulang kesalahan yang sama.
Tentunya, sikap pongah PSSI ini bukan hal yang layak dibiasakan. Karena, ini hanya akan membuat sepak bola nasional jalan di tempat, bahkan mundur perlahan. Seharusnya, mereka mau menyadari, dari suporter-lah mereka bisa belajar dan semakin baik dari waktu ke waktu. Bagaimanapun, suporter adalah alasan utama mengapa sepak bola bisa begitu hidup. Tanpa mereka, sepak bola seperti kehidupan tanpa rasa cinta.