Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Saat MU Kembali ke Bumi

12 November 2018   04:34 Diperbarui: 12 November 2018   04:43 608 3
Kembali ke Bumi. Begitulah kira-kira gambaran sederhana dari performa Manchester United (MU) saat bersua Manchester City di Etihad Stadium, Minggu, (11/11). Menyambut laga dengan kepercayaan diri tinggi, menyusul kemenangan dramatis atas Juventus di tengah pekan lalu, skuad asuhan Jose Mourinho (dan Manchunian) tentu berharap, tren positif United bisa berlanjut di Derby Manchester.

Sayangnya, kenyataan sering kali lebih kejam dari harapan. Alih-alih membuat kejutan, United malah dibuat begitu menderita oleh sang "tetangga berisik". Malah, mereka mendapat rangkaian kejutan tak mengenakkan dari skuad asuhan Pep Guardiola.

Kejutan pertama, City tampil begitu superior, dengan membuat total 17 tembakan (berbanding 6 milik MU), dan memegang 65% penguasaan bola (berbanding 35% milik MU). Jika mengacu pada kebiasaan Pep Guardiola, yang memang menekankan dominasi di setiap aspek permainan, hal ini sebenarnya bukan kejutan.

Tapi, untuk ukuran sebuah laga berlabel "big match", ketidakmampuan Mou dan MU mengimbangi dominasi Pep dan City adalah satu kejutan tersendiri. Karena, United seperti kehilangan akal, dan justru menunjukkan, ada ketimpangan level kualitas diantara mereka. Meskipun, keduanya sama-sama memasang formasi agresif 4-3-3.

Dalam Derby Manchester kali ini, penderitaan MU begitu lengkap: sudah dibuat menderita sepanjang pertandingan, mereka juga masih harus mendapati, City "membunuh" mereka tiga kali, lewat gol-gol di menit rawan, yakni menit awal tiap babak (lewat gol David Silva dan Sergio Aguero) dan menit akhir pertandingan (lewat gol Ilkay Gundogan).

Sebenarnya, MU sempat punya secercah harapan, saat Anthony Martial mampu membuat gol lewat tendangan penalti di pertengahan babak kedua. Dengan situasi seperti itu, mereka bisa saja berharap, mereka bisa segera keluar dari tekanan, dan tuah "Fergie Time" akan bekerja di menit-menit akhir pertandingan. Kebetulan, situasi ini sempat mereka alami, saat mengalahkan Juventus dengan skor 2-1 tengah pekan lalu.

Tapi, bukannya keluar dari tekanan, mereka malah makin ditekan. Celakanya, keampuhan jurus "Fergie Time" justru sukses dimatikan, tanpa sempat digunakan. Karena, City sukses "membunuh" pertandingan, setelah Gundogan mencetak gol di menit akhir pertandingan. Apa boleh buat, MU dan Manchunian harus rela mendapati, kota Manchester kali ini berwarna biru langit, bukan merah.

Bagi City, hasil ini menjadi respon positif mereka, atas kemenangan 2-0 Liverpool atas Fulham di Anfield, dan hasil imbang tanpa gol Chelsea saat menjamu Everton beberapa jam sebelumnya. Karena, berkat kemenangan ini, mereka bisa menguasai kembali posisi puncak klasemen sementara Liga Inggris. Hasil ini sekaligus membuktikan, City memang bertekad serius untuk mempertahankan gelar juara liga.

Di sisi lain, kekalahan di Derby Manchester kali ini menunjukkan, masa krisis MU musim ini belum sepenuhnya berakhir. Malah, mereka kini harus mulai waspada. Karena, keampuhan senjata pamungkas "Fergie Time" milik mereka kini sudah ditemukan obat penangkalnya. Jika tak segera dibenahi, bukan tak mungkin kekalahan di Derby Manchester akan menjadi awal dari fase krisis MU berikutnya.

Menarik ditunggu, bagaimana kelanjutan kiprah kedua tim setelah Derby Manchester kali ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun