Moncernya performa Alcacer sejauh ini, jelas menjadi sebuah kejutan tersendiri. Maklum, saat dipinjamkan Barca ke Dortmund, ia dianggap sebagai transfer "flop" Blaugrana. Tapi, performa subur Alcacer di Dortmund membuktikan, masalah apa yang sebenarnya terjadi terkait seberapa hebat kemampuan asli Alcacer di posisi alaminya.
Di Barcelona, sinar Alcacer terlihat redup, karena ia hanya menjadi pemain spesialis cadangan. Kalaupun dimainkan, ia lebih sering dijadikan pemain sayap, dan punya menit bermain yang relatif terbatas. Apa boleh buat, Alcacer terpaksa harus menjalani situasi ini, karena Barcelona masih punya pemain sekaliber Lionel Messi dan Luis Suarez di lini depan.
Tak heran, performa Alcacer di Barca pun terlihat begitu medioker. Padahal, di Valencia ia adalah pemain depan yang cukup tajam. Situasi makin runyam, karena dirinya selalu dirumorkan akan hengkang dari Barca, tiap kali bursa transfer pemain datang. Maka, wajar saja jika banyak pihak yang memvonis waktu Alcacer di Camp Nou sudah habis, saat Barca meminjamkannya ke Dortmund musim panas lalu. Vonis itu makin kentara, karena Alcacer dipinjamkan ke Dortmund selama dua tahun.
Tapi, tak disangka, di Dortmund Alcacer seperti terlahir kembali. Meski menit bermainnya masih terbatas, ia mampu menjadi senjata baru di lini depan Si Kuning Hitam. Aliran rekening golnya begitu lancar, setelah ia ditempatkan di posisi alaminya, yakni penyerang murni.