Jika kita mencermati bersama, final Piala Dunia kali ini, menjadi salah satu final Piala Dunia yang paling menarik ditonton. Karena, ada banyak gol yang tercipta. Ini menjadi akhir sempurna, dari perhelatan pesta sepak bola dunia, yang sudah berlangsung selama sebulan terakhir, sekaligus menjadi bantahan, atas opini yang menyatakan bahwa, Piala Dunia 2018 adalah panggung pertunjukan sepak bola negatif
Selama sebulan terakhir, para pecinta bola di seluruh dunia, termasuk di Indonesia larut dalam gebyar perhelatan Piala Dunia 2018, dengan segala drama yang mengiringinya. Kemeriahan pesta bola empat tahunan ini, bahkan mampu membuat banyak orang di Indonesia, melupakan sejenak hiruk pikuk dunia politik, yang situasinya sedang menghangat, karena sudah mulai dekatnya masa pencalonan Presiden, jelang Pemilu 2019. Padahal, sebelum Piala Dunia dimulai, ini adalah sebuah isu panas yang mampu menjadi pusat perhatian publik.
Gelaran Piala Dunia 2018, memang membuat kita seperti berada di alam mimpi: penuh kegembiraan dan kesedihan, tapi damai, tak ada kebencian dalam bentuk apapun, termasuk ujaran kebencian, yang belakangan menjadi salah satu penyakit kronis di dunia maya kita. Malah, Piala Dunia 2018 terbukti mampu menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada. Satu hal yang belakangan mulai langka di negeri ini, akibat mulai panasnya suhu politik nasional.
Tapi, seperti layaknya sebuah pesta dan mimpi indah, waktu jualah yang akhirnya menjadi pemisah. Begitu juga Piala Dunia 2018. yang pada akhirnya harus berakhir, segera setelah partai puncak berakhir. Mungkin perpisahan ini kurang mengenakkan, karena kita baru bisa bertemu lagi dengan Piala Dunia pada tahun 2022 di Qatar.
Walau begitu, kita semua layak bersyukur, karena Piala Dunia 2018 meninggalkan begitu banyak cerita. Mulai dari bintang yang bersinar terang dan meredup, tumbangnya tim-tim kuat, seperti Brasil, Argentina, dan Jerman, sampai kejutan bersejarah Kroasia, yang mampu lolos ke final untuk pertama kali sepanjang sejarah.
Piala Dunia 2018 juga menjadi panggung pertunjukan aksi negara-negara kecil berhati besar. Ada Islandia, yang hanya berpenduduk 330 ribu orang, ada juga Kroasia, yang berpenduduk sekitar 4 juta jiwa. Meski tak terlalu besar, mereka tetap mampu tampil penuh semangat, bahkan mampu mencatat prestasi istimewa.