Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Jika Alexis (Benar-benar) ke MU

21 Januari 2018   19:02 Diperbarui: 21 Januari 2018   19:12 1077 1
Pada bursa transfer Januari 2018, ada sejumlah pemain yang diminati banyak klub, dan Alexis Sanchez adalah salah satunya. Pemain Arsenal asal Cile ini, awalnya diminati Chelsea, dan Duo Manchester. Faktor utamanya (selain kelebihan teknis) adalah, durasi kontraknya yang hampir habis, dan ia bisa dimainkan di Liga Champions. Selain itu, performa Arsenal musim ini sedang terseok-seok, dan terancam gagal finis di zona 4 besar EPL. Situasi inilah yang coba dimanfaatkan Sanchez, untuk hengkang dari Emirates Stadium.

Seiring berjalannya waktu, belakangan, United muncul di "pole position" untuk menggaet Sanchez. Karena, mereka mengiyakan tawaran Arsenal, yang meminta paket transfer tukar tambah, berupa uang tunai plus Henrikh Mkhitaryan, yang kebetulan mulai terpinggirkan. Praktis, peresmian transfer Sanchez ke United, dan Mkhitaryan ke Arsenal tinggal menunggu waktu.

Memang, sejak berkostum Arsenal tahun 2014, Sanchez mampu mencatat total 80 gol dari 165 laga. Tapi, jika ia pindah ke United, catatan bagusnya di Arsenal ini harus dilupakan, dan dibuang jauh-jauh. Karena, United bukan klub yang cukup bersahabat, buat pemain asal Amerika Selatan.

Catatan minor ini, sudah muncul sejak awal dekade 2000-an. Kala itu, United merekrut Juan Sebastian Veron (Argentina), Diego Forlan (Uruguay), dan Kleberson (Brasil), ketiganya cukup diandalkan di timnas negara asal masing-masing. Tapi, meski diandalkan di timnas masing-masing, ketiganya malah gagal bersinar di United.

Situasi mulai membaik, di paruh kedua dekade 2000-an. Karena, mereka cukup sukses saat merekrut Antonio Valencia (Ekuador), dan Gabriel Heinze (Argentina), meskipun, mereka tak begitu sukses pada transfer Rafael da Silva dan Anderson (Brasil). Bahkan, mereka sempat gagal total, pada kasus transfer Rodrigo Possebon, dan Fabio da Silva (Brasil). Kekurangsuksesan transfer pemain asal Amerika Selatan di dekade ini, umumnya disebabkan, oleh masalah inkonsistensi performa, dan kesulitan beradaptasi, dengan sepak bola intensitas tinggi khas liga Inggris.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun