Pada suatu hari, matahari sudah mulai naik dan menyengat, kami (saya, suami dan anak saya), bertiga menaiki motor untuk menyegarkan badan dengan berenang bersama. Ritual sabtu pagi itu biasanya hanya saya dan suami,namun pagi itu langit ingin ikut. Renang adalah olahraga pagi yang membuat lapar tentunya, maka jadwal selanjutnya kami lengkapi dengan makan pagi bersama. Dalam obrolan makan pagi, kami akan meneruskan rute selanjutnya ke makam mas Guru, yang tidak jauh dari tempat kami sarapan soto. Untuk kami orang jawa,ziarah menjadi hal yang biasa dilakukan. Beberapa hari lalu, dalam perjalanan kami ke eyang, langit tiba-tiba menangis penuh sesak, sampai tidak bisa ditanya, selang beberapa waktu ternyata dia habis mendengarkan lagu mas guru, dan mungkin membuatnya teringat kenangan-kenangan di teras kami setiap Rabu malam, "Ah, betapa sedihnya hatimu Nak!".
KEMBALI KE ARTIKEL