Stereotipe masyarakat terhadap 'kelompok marjinal' ini sepertinya sudah bisa ditebak. Mungkin sebagian dari Anda kurang menyukai kelompok ini. Sekelompok orang bertato, tindik baik di telinga maupun hidung dan rambut mohawk sudah menjadi ciri khas mereka. Ketika Anda melihat mereka, pasti terlintas antara kebencian dan ketakutan dalam diri kita. Bagi masyarakat, kelompok punk ialah mereka yang bertindak kriminal dan menjadi biang kerok tindak anarkis.
Bagi saya, sudah saatnya Anda melihat mereka dari sisi lainnya. Berhentilah untuk menilai kelompok Punk dari tampilan dan perilaku. Punk berbicara tentang pemuda yang menganggap pemberontakan dan kehidupan jalanan sebagai elemen penting dalam kehidupan mereka. Punk dianggap menjadi wadah untuk mengekspresikan kebebasan melalui musik, penampilan dan pergerakan. Begitulah inti buku England's Dreaming: Anarchy, Sex Pistols, Punk Rock and Beyond (1992) yang ditulis oleh Jon Savage.
Jika Anda pendengar lagu-lagu Punk coba pahami liriknya. Saya ambil contoh salah satu lagu Band Punk Rock asal Indonesia, The Sabotage. Lagu mereka berjudul "No Peace Today, No Life Tomorrow" bercerita tentang memerangi ketidakadilan.Â
Punk diidentikan dengan keinginan untuk meraih kebebasan. Ya, 'kelompok marjinal' ini meraih kebebasan dengan tindak anarkisme. Menurut saya, mereka berdiri karena melihat keadaan atau suatu hal yang bagi mereka itu menyimpang. Dilansir dari CNNIndonesia, Punk menjalankan praktik politik sesuai kedaulatan individu. Jadi, anarki bagi mereka adalah pergerakan tanpa ada yang memerintah kecuali hati nurani yang berbicara. Anda harus mengingat bahwa mereka berkedudukan sama dengan masyarakat lainnya.
Sisi positif yang bisa diambil dari tindak anarkis punk ialah keinginan mereka untuk mewujudkan kehidupan masyarakat tanpa penindasan. Terlihat sudah bahwa kelompok punk memiliki semangat memperjuangkan hak-hak kemanusiaan. Mungkin Anda sering melihat kelompok punk bergabung dengan masyarakat marjinal. Ya, dari sana mereka menunjukkan peran mereka sebagai katalisator.
Memulai dan mengubah sesuatu dari bawah. Ya, itulah mereka. Seperti yang dilakukan Komunitas Punk Taring Babi di Jakarta yang membangun komunikasi dan berbagi dengan masyarakat kecil. Mereka menyalurkan bakat menyablon atau desain grafis, mengajarkan fotografi, dan membuka Kursus Bahasa Inggris "Equality Class". Komunitas Punk di Jogjakarta juga membuka sebuah perpustakaan "Rumah Kata". Aktivitas yang mereka lakukan berupa 'pengajian buku' yang nantinya membahas buku bersamaan dan dibaca secara bergantian.
Setiap hal yang Anda atau orang lain lakukan selalu mempunyai dua sisi. Jadi sebelum menilai ada baiknya kita lihat sisi lain dari keburukan yang dimiliki.