Mungkin benar, bangsa kita ini adalah bangsa yang bodoh. Tak bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Endapan miliyaran minyak yang tersimpan dalam tanah air beta: di keruk Amerika.
Seorang Insinyur yang diharapkan kehadiranya oleh Soekarno belum juga muncul (mengolah minyak ini). Seorang Ksatria (saat ini) seperti Mohamad Hatta dengan jiwa lantang Pendobrak keberanian tak juga kelihatan batang hidungnya.
Lagi-lagi sudah sampai berpuluh-puluh tahun lamanya, Perusahaan minyak Amerika tetap langgeng tanpa ayunan gagang Toa pengeras suara.
Namun, harapan itu masih ada. Mereka para pemuda-pemudi. Mahasiswa sejati. Tak ada alasan untuk tidak melawan. Mari berjuang merebut kemerdekaan sesungguhnya. Tanah Air Indonesia harus bebas dari penjajah Asing.
Amanah UUD 1945 menegaskan bahwa Kekayaan Alam ini harus di kelola dan di manfaatkan Negara. Nasionalisasi Aset, Migas untuk kemakmuran Rakyat. Teriakkan dengan lantang bahwa Chevron harus pergi jauh meninggalkan Negeri kita.
Melawan Chevron berarti melawan Amerika. Siapkah Mahasiswa di hadapkan tantangan besar ini?