Korea Selatan menjadi pembunuh yang menakutkan saat diasuh Guus Hiddink. Nama besar Portugal, Spanyol, dan Italy terkubur oleh sebuah tim yang masuk putaran final Piala Dunia 2002 karena faktor tuan rumah. Sentuhan ‘total football’ Hiddink saat itu terasa begitu pas dengan mental ‘wajib militer’ pemain Korea. Hiddink betul tahu karakter ngotot Korea, lantas mengubah tim tersebut menjadi pekerja keras, dengan serangan yang sistematis, runtut, dan tak mau tahu. Mereka menyerang seperti serigala lapar, berlari seperti dikejar anjing, dan bertahan laksana benteng Versailes.