Dalam pertarungan Pilpres yang semakin ketat ini berbagai cara bisa dilakukan oleh Capres dan Cawapres untuk meraih kemenangan. Dengan menjual prestasi masing-masing calon untuk menambah nilai +(plus) yang akhirnya dapat menambah dukungan masyarakat.
Kalau melihat prestasi kedua calon sebenarnya berimbang karena semuanya sama-sama “The Rissing Star” dalam menjalankan tugas-tugasnya di Pemerintahan, baik Pak De Jokowi dan Pak De Prabowo. Pak De Jokowi berjuang dari menjadi Walikota Solo sampai Gubernur DKI sedang Pak De Prabowo berjuang dari Prajurit biasa sampai PangKostrad, sehingga dapat dikatakan semuanya mempunyai jiwa kepemimpinan meskipun berbeda dalam “gaya”.
Sampai saat ini posisi saya terus terang belum menentukan pilihan, jadi saya harus mencari nilai +(plus) hal-hal yang lain dari kedua calon Presiden yang terhormat ini. Kebetulan saya menemukan kejadian meski sifatnya “casuistis” toh dapat menjadi pembelajaran kita bersama dalam berdemokrasi.
Dua kejadian tersebut adalah :
- Ketika Pak De Prabowo ber’silaturahmi’ dengan Ibu Rachmawati Soekarnoputri (Dewan Pertimbangan Nasdem, partai yang berseberangan dengan Pak De Prabowo) dalam rangka ber’tukar pikiran’ tentang masalah kebangsaan, Mas Fadli Zon (wakil Ketua Umum Gerindra)cmenyinggung Batu Tulis, Pak De Prabowo langsung menegur ’ Mau jadi Profesor atau provokator kamu …?’. (cerita selengkapnya disini)