Dibalik warna-warni suara mencengkam
Bersujud pada sosok-sosok hantu malam
Dingin memasuki sela-sela kepala yang mulai pitam
hingga hujan dan petir menyambar setiap cabang pohon salam
Aku masih tetap duduk diam bersama teman-teman seiman
bunyi-bunyian meja mengiringi hitam nya malam
tak perduli anak istri menunggu kelaparan.
persinggahan dari persinggahan selalu menjadi kakakan-kakakan
rongga mulut yang masih mampu terbahak-bahak bersama pasukan setan
adzan berkumandang tak perduli seakan hidup tak jadi imam
seribu tahun tak sembayang menetes air mata ketika ada cobaan
AKU Si lelaki Jalang...
yang tak tahu siang tak tahu Petang tak tahu malam
berdikusi menambah hutang pihutang
gali sana gali sini anak istri terkakang
ohhhh tuhan................
ampunilah aku Si lelaki jalang yang malang
telah aku sia-siakan semua yang tersayang
demi meja penghabisan malam panjang
berikan aku jalan pengabdian yang lapang
Supaya aku tak tersesat lagi di meja-meja sial.
meja penyesalan, yong mara