Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Pembunuhan yang Pelaku dan Korbannya ABG!

26 Februari 2011   07:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:15 173 0

Dalam dua hingga 3 minggu ini, wilayah Surabaya dan sekitarnya dikejutkan dengan pembunuhan berantai.Di awali dengan diketemukannya mayat seorang wanita yang berusia 24 tahun di bawah jembatan jalan tol Waru – Suramadu pada 11 Februari dalam keadaan meringkuk, dengan bagian bawah ke perut tanpa penutup.

Awalnya Polisi menganggap kasus ini sebagai kasus pemerkosaan. Karena celana dalam korban yang berdarah tersangkut diantara semak-semak tak jauh dari lokasi. Tapi begitu diadakan penyisiran dan olah TKP, Polisi menemukan barang bukti lain yaitu sebuah dompet dengan identitas seorang pria!

Rupa-rupanya setelah ditelusuri, dengan mencari berbagai bukti dan informasi dari teman dekat sang korban yang akhirnya diketahui bernama Ramiyah asal Lumajang, tersebutlah seorang pria yang bekerja sebagai polisi cepek (inisial Stp) teman dekat lelaki Romilah yang berusia 19 TAHUN, adalah pelaku pembunuhan tersebut!

KTP yang ditemukan di TKP ternyata sengaja ditinggalkan pelaku agar mengalihkan penyelidikan Polisi. Pelaku ternyata mencuri dompet seorang rekan kerjanya ketika bekerja sebagai kuli bangunan 3 bulan yang lalu. Motifnya gara-gara Romilah meminta dinikahi karena terlanjur telah digauli oleh sang pelaku!

Minggu berikutnya pada tanggal 17 Februari, seorang SISWI SMP bernama Lili siswa kelas IX, juga ditemukan tewas dengan leher dijerat tali dan mayatnya ditemukan di pinggir Kali Benowo. Pelakunya adalah pria berusia 22 tahun bernama Rahma yang menjadi pacarnya!

Tanggal 26 Februari , seorang SISWI SMA nyaris diperkosa ANAK BERUSIA15 tahun! Ceritanya pagi itu siswi yang dirahasiakan namanya tiba di sekolah sekitar pukul 06.15. Ketika berniat masuk ke kamar mandi, seorang siswa pria berusaha menerobos masuk. Tapi karena tenaga siswi tersebut kalah kuat, siswa tersebut berhasil masuk dan menaklukan korban dengan membenturkan kepalanya ke dinding sambil membredeli kancing baju korban.

Untungnya sebelum pingsan, korban sempat berteriak meminta tolong, dan saat itu seorang guru di sekolah tersebut mendengar teriakannya dan berhasil menggagalkan pemerkosaan tersebut!

Tak mau kalah, giliran 5 sampai 6 anak berusia 11 TAHUN melakukan pemerkosaan beramai-ramai kepada gadis cilik berusia 6 tahun!

Well, membaca berita selama beberapa pekan mengenai pembunuhan maupun pemerkosaan yang korban atau pelakunya ABG, saya pun jadi merasa betapa bobroknya generasi penerus di jaman ini. Seingat saya ketika saya kecil, anak-anak ABG bisa hidup tenang, bermain dengan aman dan sangat jarang bahkan tak terdengar pembunuhan atau pemerkosaan yang dilakukan anak berusia belasan. Tapi sekarang??? Bumi menjadi tempat yang tidak aman lagi. Dimana-mana sekonyong-konyong nyawa kita bisa melayang.

Yang disayangkan adalah mengapa anak-anak ABG tersebut berperilaku agresif, brutal dan tak terkendali??? Darimana anak berusia 13 tahun tersebut belajar menaklukkan korban dengan membenturkan kepalanya ke dinding sebelum diperkosa? Dan bagaimana ABG berusia 11 tahun  terbesit melakukan pemerkosaan beramai-ramai kepada seorang gadis kecil???? ABG bukan lagi anak-anak polos!

Melihat dua kasus pembunuhan yang pertama, yang kesemuanya karena urusan asmara, saya pun memantapkan prinsip saya kepada anak-anak saya : dilarang berpacaran sebelum menyelesaikan study dan mapan. Walau di jaman modern ini, rasanya mustahil melarang ABG untuk berpacaran, tapi saya yakin dengan menjelaskan dan terus mengingatkan prinsip tersebut, anak-anak saya akan menerimanya..

Karena menurut saya, apa untungnya ABG berpacaran??? Bukankah justru menjadi peluang bagi mereka terjerumus ke dalam seks dan hamil di luar nikah???Apalagi dengan tingkat kedewasaan dan tanggungjawab yang nol, mereka berpikiran sempit dan pendek. Contohnya kedua kasus pembunuhan diatas. Seandainya mereka tidak terlibat asmara, hidup mereka tidak akan berakhir tragis seperti ini! Mari, lindungi anak-anak kita!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun