Mohon tunggu...
KOMENTAR
Analisis Pilihan

Ketika Umpatan Jadi Senjata Kampanye

11 Januari 2024   12:18 Diperbarui: 11 Januari 2024   12:19 320 6
Calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto semakin sering melontarkan umpatan yang ditengarai ditujukan kepada capres nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan. Beginikah model pemimpin masa depan Indonesia yang kita harapkan?

Dalam acara konsolidasi dengan relawannya di Pekanbaru, Prabowo menyinggung luas lahannya yang dibeber Anies dalam debat capres/cawapres ketiga. "Saudara-saudara, ada yang nyinggung-nyinggung (saya) punya tanah berapa (luas). Dia pintar atau goblok sih?" kata Prabowo.

Prabowo pun mengatakan dirinya siap memberikan tanah itu untuk negara, seperti yang dilakukan untuk proyek food estate. "Enggak usah dibawa debatlah.  Anda hanya memperlihatkan ketololan Anda," seru Prabowo.

Ini bukan pertama kalinya Prabowo mengumpat Anies. Usai debat pertama, di depan pendukungnya Prabowo pun mengumpat dengan frasa "ndasmu etik" setelah mengulang pertanyaan Anies terkait etika Prabowo karena menggandeng Gibran Rakabuming Raka.

Seperti diketahui Gibran bisa menjadi kontestan Pilpres 2024 setelah keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memeprbolehkan capres/cawapres berusia di bawah 40 tahun. Belakangan Ketua MK Anwar Usman yang memimpin sidang putusan tersebut dinyatakan melanggar etik berat dan diberhentikan dari jabatan ketua serta dilarang ikut dalam sidang sengketa pemilu di MK.

Bukan hanya di depan pendukungnya, di dalam arena debat pun Prabowo kerap mengeluarkan kalimat dan juga gestur yang mengejek Anies. Dalam debat pertama, Prabowo mengungkit soal dukungannya kepada Anies di Pilkada DKI Jakarta 2017.

Padahal publik tahu, saat itu Prabowo mengusung Sandiaga Salahudin Uno, sementara Anies dibawa oleh PKS. Fakta membuktikan, ketika Sandiaga mundur karena menjadi cawapres Prabowo di Pilpres 2019, Gerindra mengajukan kader lainnya yakni Ahmad Riza Patria sebagai penggantinya.

Bukankah tidak beda halnya dengan Prabowo yang pada Pilpres 2019 didukung dan diusung oleh PKS namun malah menyeberang ke Istana, meninggalkan PKS yang konsisten menjadi oposisi terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo?

Dalam debat kedua, Prabowo memotong ucapan Anies dan bertolak pinggang hingga ditegur oleh moderator. Prabowo pun menyerang dan merendahkan Anies dengan mengatakan, "Anda tidak pantas bicara etik", "Anda itu menyesatkan", dll.

Mestinya Prabowo paham, dalam panggung debat semua kontestan akan saling mengulik kelemahan lawan. Sepanjang masih sesuai aturan dan tema debat, tidak perlu gusar, apalagi menjadi dendam pribadi.

Tindakan Prabowo baik di dalam maupun luar debat, jauh dari sifat dasar seorang pemimpin yang harus tetap tenang dalam situasi apa pun. Kita tidak ingin seorang pemimpin negara tiba-tiba secara emosional mengirim pasukan bersenjata untuk menyerang negara lain yang menyinggung kepribadiannya.

Namun demikian, apa yang terjadi saat ini bukan alasan untuk mengubah format debat. Justru mestinya Presiden Jokowi, jika ingin intervensi, mengimbau agar peserta debat tidak baperan. Terlebih soal lahan yang disebut Anies bukan hal baru karena pernah juga digunakan Jokowi untuk mengulik Prabowo  dalam debat Pilpres 2029.

Jika pun data yang disampaikan Anies kekecilan, karena menyebut lahan yang dikuasai 340.000 hektar seperti juga yang disampiakan Jokowi, sementara luas sebenarnya 500.000 hektar, mestinya Prabowo bisa menggunakan waktu yang disediakan untuk menangkis dan menjelaskan fakta sebenarnya. Bukan berapologi sambil mengumbar umpatan di luar arena debat.

Sikap Anies dan tim pendukungnya yang tidak akan melaporkan umpatan Prabowo ke Bawaslu sudah tepat. Sekali pun berpotensi sebagai pelanggaran pemilu, kubu Anies -- Muhaimin Iskandar tidak perlu ikut-ikutan baper.

Biarkan rakyat yang menilai dan menentukan, apakah akan memilih pemimpin yang emosian sambil playing victim, atau pemimpin yang dapat menyampaikan gagasan dan idenya dengan baik, tetap tenang, serta tidak terpengaruh dengan provokasi lawan.

Salam @yb

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun