Itulah suara hati Ahmad Tohari melalui Rasus- tokoh rekaannya dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk, terhadap lelang keperawanan sebagai prosesi wajib bagi calon Ronggeng di Dukuh Paruk. Masih banyak lagi caci-maki kasar sebagai ungkapan ketidaksetujuannya. Ahmad Tohari juga menegaskan prosesi bukak klambu- menggauli calon Ronggeng oleh laki-laki yang memenangkan lelang keperawan, bukan budaya, melainkan hanya akal-akalan tokoh-tokoh desa yang merasa ikut menjadi pemilik tubuh Srintil- tubuh Ronggeng yang menjadi manifestasi seluruh kehidupan desa.
KEMBALI KE ARTIKEL