Konstelasi politik Ibu Kota kekinian mungkin tidak pernah terpikirkan oleh banyak pengamat. Jika sebelumnya Ahok begitu dominan dan superior, maka hari ini kita melihat kekuatan Ahok diamputasi dengan manis oleh Partai Golkar. Keberlangsungan pencalonan Ahok pada gelaran Pilgub DKI Jakarta sangat bergantung pada sikap politik Hanura, Nasdem dan Golkar. Sebab dengan hanya bermodalkan 24 kursi di DPRD DKI Jakarta (Hanura 10 kursi, Golkar 9 kursi dan Nasdem 5 kursi), posisi Ahok jelas sangat rawan, Jika sebelumnya Ahok bisa “mengatur” ketiga partai yang tumbuh dari akar yang sama tersebut, saat ini Ahok harus banyak “mengalah” agar selembar surat dukungan yang kemarin diberikan tidak dicabut. Inilah kepiawaian para politisi Golkar
mempreteli kekuatan Ahok seperti pernah ditulis
di sini.
KEMBALI KE ARTIKEL