21 Maret 2014 21:04Diperbarui: 24 Juni 2015 00:39400
Betapa tidak enaknya menjadi orang asing di rumah sendiri. Banyak orang datang, banyak orang berkarya dan berbagi -bersuara-, tapi diri sendiri hanya menjadi pendengar. Padahal ini tempat kelahiran diri sendiri, tanah di mana diri dibesarkan. Bukan salah mereka, mereka ada ketika diri tak di sini, pergi jauh melanglang buana, kembali ke sini mereka sudah berkuasa. Tanah yang ditinggalkan penghuninya, kembali ke sini bukankah itu berarti tanah asing. Layak mereka menjadi tuan. Dan diri pun menjadi tamu. Apalagi diri tak lagi sesuai haluan dengan yang mereka miliki. Apalagi tanah kelahiran ini ternyata hanya sub ordinat tuan yang lebih tinggi. Apakah mereka hanya cecunguk dan antek tuan lebih tinggi itu? Mungkin. Salah sendiri tak mau mengikuti kemauan tuan yang lebih tinggi itu. Pantas kau dibui. Pantas kau diasingkan. Asing. Selalu terasing. Hanya sorga yang tak mengenal tamu....
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.