Dari kronologis yang banyak ditulis di berbagai media, sebenarnya sudah terang benderang bahwa memang ada keterkaitan mantan ketua partai Demokrat tersebut dengan proyek Hambalang. Kita yakin KPK juga pasti sudah mengantongi banyak bukti (minimal 2 barang bukti). Namun untuk menjadikan Anas tersangka nampaknya ada kekuatan besar yang masih dipertimbangkan oleh KPK.
Kondisi tersebut tentu saja sangat dipahami oleh Anas sehingga dengan gagah beraninya berujar bahwa kalau dia korupsi satu rupiah pun pada kasus Hambalang, silakan gantung di Monas. Kalimat tersebut sebenarnya menunjukkan arogansi dari Anas yang sangat yakin dilindungi kekuatan yang sangat besar.
Manakala kekuatan besar sudah mulai berubah pikiran, maka Anas mulai panik dan menulis status BBM yang mengandung pesan-pesan mengancam. Namun kekuatan besar tidak peduli dan proses berjalan cepat hingga Anas dijadikan tersangka oleh KPK.
Ada beberapa hal yang memprihatinkan pasca Anas menjadi tersangka, antara lain :
1. Banyak rakyat Indonesia yang pro korupsi, terbukti dari banyaknya pihak yang membabi buta mendukung dan simpati kepada tersangka korupsi yang walaupun masih perlu dibuktikan di persidangan namun kalau kita melihat dengan hati nurani maka kronologisnya sudah sangat jelas.
2. Banyak pihak yang saling menyandera karena saling pegang kartu truf, terbukti dari kalimat-kalimat ancaman Anas yang mengatakan bahwa ini baru halaman pertama. Jadi selama ini dia yakin dilindungi kekuatan besar karena kemungkinan besar dia memegang kartu truf tertentu.
3. Banyak hal yang diketahui oleh Anas, namun selama ini disimpan sendiri dan menjadikannya kartu truf untuk mengamankannya dari dampak perbuatannya. Apakah pantas kita memberi simpati kepada orang yang menyembunyikan "kejahatan" orang lain untuk mengamankan dampak "kejahatan"nya.
Namun dibalik keprihatinan tersebut muncul optimisme bahwa penetapan Anas menjadi tersangka korupsi akan mejadi awal terungkapnya semua kasus korupsi . Mudah-mudahan kejadian besar yang diungkap KPK akhir-akhir ini bisa menjadi titik balik menuju Indonesia yang lebih bermoral yang akan berujung pada meningkatnya kesejahteraan rakyat Indonesia.