Aku ingat sering berjengit jijik ketika melewati lelaki tua itu. Dia sering duduk di tepi jalan di pagi hari sewaktu aku akan berangkat sekolah. Kaki dan tangannya dibalut perban, tampak bercak warna merah di kain berwarna putih itu. Dan aku selalu pura-pura tak melihatnya karena tampak menakutkan waktu itu. Luka yang tak tertutupi oleh perban terkadang dikerumuni oleh lalat. Yang paling menakutkan adalah ketika aku sadari tangannya sudah tidak ada. Aku tak ingat ketika kelas berapa waktu lelaki tua itu sudah tak memiliki tangan.
KEMBALI KE ARTIKEL