Contextual/philosophical lying adalah kata yang saya gunakan untuk mendeskripsikan sebuah teknik untuk berbohong. Teknik berbohong yang seperti apakah contextual/philosophical lying ini?
Mungkin kata berbohong tidak tepat digunakan, karena ini bukan bohong. Mungkin lebih tepat diartikan: statemen yang secara harfiah mengandung 100% kebenaran, namun secara konteks merupakan kebohongan.
kalau definisi di atas masih agak susah dipahami, mungkin contoh di bawah bisa membantu:
kemarin saya ditelpon teman, dia mengajak saya untuk nonton film di bioskop. Saya bilang “maaf, saya ada kegiatan hari ini”. Dalam hati saya berkata “hari ini saya ada kegiatan untuk bermalas-malasan, hehehe”.
Kalau dilihat scenario di atas, secara harfiah statemen saya 100% benar! Kegiatan = aktivitas. Bermalas-malasan = melakukan aktivitas malas-malasan. Berarti bukan bohong kan?
Pada masa kuliah, saya sering menggunakan teknik ini terutama kepada orang tua saya (mohon maaf lahir batin bu, pak). Kalau ditanya “kamu sudah mandi belum?”, “sudah bu!” dalam hati: tiga hari yang lalu sudah mandi! “kamu merokok ya?” “enggak kok!” (merokok = melakukan kegiatan rokok, saya tidak sedang merokok!). “kamu sudah sholat ashar?” “sudah!(minggu lalu)” dsb.