Dalam kacamata filosofis, percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa juga bisa bermakna, "Tuhan Apa Saja". Tuhan Kursi, Tuhan Gunung, Tuhan Lendir atau Tuhan Petir.
Jika, sila pertama mengandung tendensi pada salah satu belah pihak keagamaan, maka kalimatnya harus dirubah menjadi, "Keagamaan Yang Maha Esa". Bukan "Ketuhanan Yang Maha Esa".