Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bahasa

Pengaruh Kpop Terhadap Peminat Bahasa Korea

22 Juli 2012   04:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:44 1172 0
Beberapa bulan yang lalu, aku terlibat percakapan dengan penfriend-ku yang berasal dari Yordania. Saat itu, kami masih baru mengenal. Jadi, perbincangan kami baru sebatas menanyakan pertanyaan-pertanyaan ringan seperti sekolah, kegiatan, dan hobi. Nah, ketika aku mulai membawanya untuk membicarakan musik, di titik inilah mulainya rasa nyambung kami. Tak kuduga, ternyata dia juga seorang Kpopers! Dia berkata bahwa dia adalah seorang ELF (sebutan untuk fans Super Junior) dan lagu kesukaannya adalah No Other. Dia juga berkata bahwa dia tahu sedikit kata-kata Bahasa Korea seperti "Annyeonghaseyo", "Kamsahamnida", "Daebak", dan "Aigo"

Demam Kpop memang sudah mewabah di seluruh dunia. Nama-nama boyband maupun girlband seperti Super Junior, SNSD, Big Bang, 2NE1, dan 2pm sepertinya sudah tidak asing lagi di telinga. Di berbagai pusat perbelanjaan pun lagu-lagu Korea sudah banyak diperdengarkan, hampir bisa menggeser posisi lagu-lagu barat yang biasanya cukup mendominasi.

Sebagian besar penggemar lagu Korea adalah anak-anak remaja usia SMP, SMA, dan mahasiswa. Alasan utama menyukai Kpop adalah lagunya yang enakeun dan suguhan wajah-wajah cakep (walaupun 90% artis Korea pernah melakukan operasi plastik, yang penting cakep lah ya!). Wajah-wajah cakep itu pulalah yang mengundang Kpopers untuk kepo terhadap artis idolanya itu. MV-MV baru di-download, live concert-nya juga, reality show serta K-Drama menjadi tontonan wajib, akun-akun fanbase di Facebook maupun Twitter diserbu, dan tak lupa pula akun Twitter artis yang bersangkutan difollow demi mengetahui kabar dan kegiatan terbarunya.

Nah, inilah titik kesuksesan Kpop dalam mempopulerkan bahasa Korea. Apabila kita tertarik dengan lagu Korea dan ingin menyenandungkannya, biasanya kita mencari liriknya, kan? Lirik lagu Korea yang sudah dibuat menjadi huruf abjad cukup susah untuk diucapkan, seperti:

geulaeyo nan nul saranghaeunjaena miduh, ggoomdo yuljungdo da joogo shippuh (SNSD - Genie)

Padahal sependengaran kita, lirik lagu ini adalah "Kereyo nanol sarange onjena mido, kumdo yoljongdo da jugo sipo". Karena kita penasaran mengapa latinnya seperti ini dan ucapannya seperti ini, maka mulailah kita tertarik untuk mempelajari hangul (huruf Korea).

Di antara negara-negara mata sipit, huruf Korea merupakan huruf yang paling mudah dipelajari. Jujur, aku bisa belajar sendiri huruf ini dari internet dan bisa langsung menguasainya dalam hitungan jam (kalimat ini selain buat sombong juga buat memotivasi loh ^^). Bandingkan saja dengan huruf Cina dan Jepang yang jumlahnya ribuan dan mengusung slogan satu-huruf-satu-kata. Dengan menguasai huruf Korea, kita sudah bisa membaca lirik lagu Korea tanpa lihat latinnya.

Kembali ke masalah idola. Idola yang biasa disebut bias ini apabila mempunyai akun Twitter, pastilah akun itu akan diserbu followers. Masalahnya begini: banyak artis Korea yang tidak bisa berbahasa Inggris. Jadi, otomatis mereka akan nge-tweet sesuatu dalam bahasa Korea, tidak peduli apakah followers-nya orang Korea atau bukan. Nah, bagi fans yang non-Korea, maka mereka akan terpanggil untuk mempelajari bahasa Korea DEMI mengetahui apa yang dibicarakan oleh idolanya melalui Twitter daripada mengandalkan Google Translate yang terjemahannya masih kacau.

Idol-idol Korea ini memang dituntut untuk sempurna. Selain bisa nyanyi dan dance, mereka juga bisa berakting, presenting, bahkan modelling. Jadi, tidak sedikit pula penyanyi yang ditawari bermain drama, film, dan reality show. Mereka cukup mampu untuk menaikkan rating sebuah tayangan. Contohnya adalah Dream High yang dibintangi oleh beberapa penyanyi seperti Suzy Miss A, Taecyeon 2pm, Wooyoung 2pm, Eunjung T-Ara, IU, bahkan JYP. Drama ini terbilang sukses dan menjadi favorit banyak orang.

Nah, dari drama ini juga ketertarikan untuk mempelajari bahasa Korea muncul. Terkadang penonton kurang puas kalau suara sang tokoh di-dubbing dan memilih untuk menonton dalam bentuk file ataupun DVD. Biasanya menonton dalam bentuk seperti itu memerlukan subtitle. Kadang kita melewatkan suatu adegan karena terpaku membaca subtitle. Karena itulah, daripada kelewatan adegan seru, mending langsung mempelajari bahasanya.

Menyadari begitu banyaknya media yang bisa membuat banyak orang tertarik belajar bahasa Korea, bukan tidak mungkin suatu saat nanti Korea akan menjadi bahasa internasional. Demam Kpop juga masih berlangsung sampai sekarang. Generasi penerus Kpop terus bermunculan dan selalu menampilkan inovasi terbaru yang membuat para pendengar musik tidak bosan dengan mereka.

Hmm... Korea sudah bisa mempopulerkan bahasanya. Bisakah nanti Indonesia menduniakan bahasanya? :)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun