Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Bank Pohon

14 Mei 2013   02:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:37 436 0

Lebih dari duabelas tahun yang lalu, ayah saya seorang pegawai negeri golongan rendah sekaligus seorang petani, membeli ratusan bibit pohon jati. Saya tidak tahu alasannya kenapa dia membeli banyak pohon jati ditengah ekonomi negeri ini yang sedang carut marut. Memang jati sedang ngetren kala itu, dengan pertumbuhan yang lebih cepat dari tanaman kayu lainnya, maka tidak heran jika iklannya ditambah emas menjadi jati emas. Tanah yang kami punya hanya kecil, sekitar satu hektar, tapi setidaknya cukup untuk menanam ratusan pohon. Tanahnya bukan tanah yang cocok untuk bertani atau berkebun, karena merupakan perbukitan kapur di Kabupaten Bantul Yogyakarta tepatnya dibagian barat, berbatasan dengan Kabupaten Kulonprogo. Dia pernah mengatakan bahwa pohon kayu ini untuk tabungan masa depan, terlepas kami mau sekolah, menikah, dan sakit. Pohon ini adalah investasi berjalan, tak lekang oleh waktu, nilainya seharga dengan usianya. Beberapa tahun kemudian ditebanglah beberapa pohon jati guna membantu kuliah kakak saya, sebab gaji sebagai PNS tidak akan mencukupinya. Maka pantaslah dinamakan jati emas, sebab membawa berkah bagi keluarga kami.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun