Tulisan berikut mungkin bisa sedikit menjawab.
Pada masa 90-an generasi muda bangsa ini mengalami perubahan drastis disegala sisi kehidupan, perubahan-perubahan sebelumnya tidak terpikirkan atau terbayangkan. Menggoncang keyakinan dan kemapanan yang dinikmati sebelumnya.
Secara garis besar kondisi shock terjadi pada tiga bidang yakni Politik, Budaya dan Teknologi :
1. Generasi yang mengalami langsung dan terlibat dalam transisi politik otoriter ke zaman kebebasan.
2. Generasi yang khawatir akibat terjadinya kerusuhan Mei, perang saudara di Ambon dan Poso.
3. Generasi yang melihat wilayah negaranya berkurang karena lepasnya Timor Timur
4. Generasi yang bebas memilih dalam Pemilu 1999 yang paling bebas pertama sejak tahun 1955
5. Generasi yang merasakan belajar komputer pertama dengan memakai microsoft generasi pertama.
6. Generasi yang sempat mengidamkan dekoder RCTI untuk menonton MacGiver dan 21 Jump Street, dengan iklan : "XonC-nya manaaa..?"
7. Generasi yang mengalami perubahan dari era wire ke wireless, dari era warnet, pager ke masa kejayaan HP Nokia sejuta umat yang bisa gonta ganti casing berwarna kinclong. Masih banyak blankspot areanya.
8. Generasi yang merasakan pertama kali dimulainya bomming internet di Indonesia
9. Generasi yang membuat akun email pertama dengan Yahoo tanpa mau menunjukkan identitas asli, kayak gw : allezjo30@yahoo.com.
10. Generasi yang memakai Alta vista sebagai mesin pencari yang waktu itu masih mampu menandingi Yahoo dan Google. Kalau ini komputernya pasti di kampus.
11. Generasi yang ikut merasakan transisi dari kaset ke cakram.
Semua diatas adalah sebagian kecil dari suasana perubahan besar yang dialami oleh generasi 90-an. Keadaan yang memunculkan rasa khawatir dan kehilangan identitas yang selama ini didiktekan oleh sebuah sistem kekuasaan yang mapan, namun disatu sisi ada semacam petualang teknologi dan budaya baru yang menantang untuk diketahui dan dijelajahi. Ditambah lagi dengan lahirnya trend pemikiran postmodernisme, buku-buku kiri kembali terbit dan disaat yang sama pemikiran radikal kanan juga merembak. Koran kuning bermunculan menjual headline bombastik. Ide-ide liar bermunculan nyaris tanpa kendali.
Dimasa inilah muncul NKOTB dan BSB yang mampu mengisi kegalauan anak-anak muda saat itu. Mereka mencapai puncak saat negeri ini seperti kehilangan arah dan identitas, terancam hancur, disatu sisi semakin terbuka dengan perubahan teknologi yang dahsyat. Dari sistem manual ke masa serba wireless dan digital. Anak-anak muda butuh hiburan karena sudah tidak ada lagi panutan, mereka butuh eskapisme. Belum ada FB atau twitter.
Periode yang mirip terjadi di era tahun 60-an saat terjadi perubahan politik dan sosial budaya yang besar di Indonesia. Perubahan besar yang bertepatan dengan The Beatles dan The Rolling Stone sedang jaya-jayanya. ABG (Angkatan babe gw) mendapat keterbukaan baru yakni bebas mendengar lagu The Beatles tanpa takut dipenjara oleh polisi Orde Lama karena dianggap antek Neokolim. Mereka merasakan perubahan dari serba antre untuk mendapat beras kemudian berubah menjadi lebih mudah mendapatkan beras di warung-warung/ pasar tanpa antre.
Kenangan mereka akan era tahun 60-an juga sangat kuat dan generasi mereka menjadi angkatan yang legendaris karena mengalami masa transisi dengan kekuatan shock yang skalanya disetarakan dengan era 90-an. Dua periode galau yang menggoreskan kenangan mendalam pada apa saja yang bisa menghibur mereka.
Ayo anak muda 90-an kita kenang masa galau yang menyenangkan, membingungkan dan seru, let's sing :
Tell me why
Ain't nothin' but a heartache
Tell me why
Ain't nothin' but a mistake
Tell me why
I never wanna hear you say
I want it that way