Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Teh Tawar

13 Maret 2016   21:16 Diperbarui: 13 Maret 2016   21:53 99 1
Kaki seorang pria itu terus berayun tanpa henti. Seolah pria itu menunggu sesuatu yang sudah lama tidak pernah datang dan mampir dalam kehidupannya. Tangan pria itu sekarang sedang menggenggam pena. Pena itu sudah mulai tidak bisa menggoreskan tulisan lagi. Bukan, bukan karena ia kehabisan tinta, justru karena sang empunya pena yang sudah mulai kehilangan ide dan kata-kata. Ia mulai diceraikan oleh puisi-puisinya, cerpennya, anak-anak kata-kata yang lahir dari benaknya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun