Tulisan ini terinspirasi dari argumentasi dua pemikir filsafat Indonesia.
Pertama, Prof. C.B. Mulyatno, seorang dosen Filsafat di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang menamatkan s3 filsafatnya di Universitas Urbaniana, Roma. Dalam sebuah Sarasehan Perayaan Syukur 60 Tahun Berkah Pembaharuan Konsili Vatikan II di Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan, Yogyakarta, 15 Oktober 2022, Prof. Mulyatno mengungkapkan keresahannya terkait karya edukatif Gereja Katolik. Â Sekolah-sekolah Katolik di Indonesia jatuh pada arus rivalitas yang sangat kuat. Mereka dengan semangat mengikuti berbagai lomba untuk saling mengalahkan. Bagi Prof. Mulyatno, di situlah pendidikan menjadi lembaga yang menanamkan benih 'peperangan', bukan kasih sebagaimana yang merupakan inti pokok karya Gereja Katolik.
KEMBALI KE ARTIKEL