Nasution dikenal sebagai seorang ahli strategi militer yang ulung. Ia berperan penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia selama masa Revolusi Nasional Indonesia (1945-1949), terutama melalui strategi perang gerilya. Setelah revolusi, Nasution menduduki berbagai posisi penting, termasuk Kepala Staf Angkatan Darat (1955-1962) dan Menteri Pertahanan dan Keamanan (1959-1966).
Salah satu peristiwa paling signifikan dalam hidupnya adalah usaha pembunuhan pada malam Gerakan 30 September (G30S) pada tahun 1965. Nasution berhasil lolos dari percobaan pembunuhan tersebut, meskipun putrinya, Ade Irma Suryani, dan ajudannya, Lettu Pierre Tendean, tewas dalam serangan itu. G30S menjadi salah satu momen penting yang mengubah arah politik Indonesia, yang akhirnya menyebabkan jatuhnya Presiden Sukarno dan naiknya Soeharto ke tampuk kekuasaan.