Istimewa negerinya....Istimewa orangnya
Jogja...Jogja... Tetap istimewa
Jogja Istimewa.......Untuk Indonesia"
Begitulah beberapa baris lirik lagu Jogja Istimewa ciptaan Marzuki Mohammad, seorang seniman Yogyakarta dengan gaya sedikit hiphop dan diiringi musik yang khas layaknya seperti musik yang dbawakan oleh pasukan kraton Jogja saat ada suatu acara rangkaian kegiatan sakral yang diadakan kraton.
Mengusung tema yang hangat perbincangkan oleh media akhir-akhir ini, lagu Jogja Istimewa hadir dengan kemasan balutan dukungan moril dari rakyat Jogjakarta yang menghendaki Keistimewaan Jogjakarta yang se-yogyanya.
Lagu ini untuk pertama kalinya secara tak sengaja saya dengar lagu ini di salah satu stasiun radio di Jogjakarta, saat itu sore hari, sekedar iseng melepas kepenatan atas aktivitas yang dijalani. Rupanya banyak sekali pendengar yang me-request lagu ini, saya pun betanya-tanya seperti apa lagunya.
Setelah saya dengar dengan seksama hingga akhir dapat saya simpulkan secara bebas lagu ini bercerita mengenai suatu negeri yang dirasakan istimewa oleh penduduknya dimana rakyatnya diperintah oleh seorang raja yang sepenuhnya memikirkan nasib rakyat.
Rakyat merasakan bahwa kepemimpinan Raja Jogja (Sri Sultan Hamangku Buwono) sangat mengayomi mereka sedari dulu jauh sebelum kemerdekaan RI hingga saat sekarang ini.
Diceritakan pula bahwa keistimewaan Jogja bukkan hanya terletak pada daeranya namun juga orang-orangnya. Dimana mereka tetap menjunjung tinggi budayanya, memiliki kreatifitas yang unik, dan tekad untuk mempertahankan tradisi seperti bersatu untuk menyelesaikan tugas berat seperti menolak suara pemerintah yang menginginkan Gubernur Yogyakarta dipilih melalui Pemilu.
Baru kali inilah saya melihat rakyatlah yang langsung melontarkan reaksi keras terhadap usulan pemerintah pusat. Mereka berduyun-duyun memenuhi jalan Malioboro jantung ekonomi masyarakat Jogja untuk mengawal rapat paripurna DPRD Yogyakarta yang membahas Keistimewaan Jogja beberapa hari lalu. Keinginan rakyat hanyalah satu, yaitu Jogjakarta Istimewa seyogyanya
Sehingga pada akhirnya jelaslah sudah bahwa tuntutan rayat Jogja yang menginginkan keistimewaan pada Kepemimpinan Pemerintahan Provinsi (Gubernur) Yogyakarta untuk diisi secara penetapan, Sri Sultan HB sebagai Gubernur dan Sri Paduka Paku Alam sebagai Wakil Gubernur.