Di gurun yang panas, tinggal seorang penyair yang memuja keindahan. Ia menghirup parfum keabadian. memandang bidadari bersayap cahaya.
Suasana pengap di bangunan yang akan hampa. Permadani hijau melambaikan tangan perpisahan. Tawa jadi latar yang tidak terduga.
Di gurun yang panas, satu per satu pergi menuju pintu. Kenangan dan salam tercipta. Dan semakin hari, Oase makin dekat.
Putiba karya Yoga Prasetya