Malam adalah pagi bagi mereka. Dan untuk kita, malam adalah selimut kematian sementara.
Itu semua adalah kehendak-Nya. Dia menciptakan kemerdekaan di antara penjajahan tak kasat mata.
Bisa saja Dia membuat semua tampak damai seperti di surga. Tidak ada pertumpahan darah dan air mata.
Namun, manusia saling berselisih. Mengutamakan ego dan melupakan iman.
Untuk itu, sebelum kau terlelap, bacalah puisiku. Yang berserakan di dunia maya.
"Kuberikan apa yang bisa kuberikan. Sebelum datang masa tidak ada lagi persahabatan dan tertutupnya pertolongan."
Bumi Arema, 25 Zulhijah 1442 H
Puisi Kemerdekaan Yoga Prasetya bagian 9