Apa saja yang menurutku bagus buat mataku, selalu jadi sasaran lensa kamera. Karena hal-hal semacam itulah seringkali aku minta berhenti tiba-tiba untuk mengambil gambar dan ini acapkali membuat kaget pak supir bahkan juga peserta jalan-jalan lainnya.
Anakku malah sempat berkomentar “Ma, jangan bikin kaget dong…kirain ada apaan” ketika aku memberi instruksi “ stop….stop, mama mau moto dulu” dan biasanya aku akan menjawab dengan kalimat yang sama setiap kali aku melakukan lagi apa yang dikomentarin anakku itu : “maaf deh, abis pemandangannya bagus, sayang kalau dilewatin”.
Lama-lama akhirnya mereka terbiasa dan gak jarang akhirnya ikut asyik dengan kebiasaanku, ikut mengamati kalau-kalau ada sesuatu yang bisa dijadikan obyek bidikan dan menawarkan “ Ma, mau berhenti dulu gak, awannya bagus tuh…”
Walaupun apa yang aku abadikan belum tentu punya nilai khusus atau bisa dikatakan bagus, tapi aku selalu saja senang dengan hasilnya.
Seperti kataku diawal cerita tadi apa saja bisa jadi sasaran kamera tapi ada obyek-obyek tertentu yang ternyata seringkali menjadi obyek foto diantaranya ada mesjid indah (menurut mataku) yang kutemukan disepanjang perjalanan dan tentu saja pemandangan yang indah.
Berikut ini hasil jeprat-jepret yang tanpa rencana sehingga kadang lupa lokasi tepatnya ada dimana.
Masjid Al Syarif Kabupaten Agam.
Mesjid ini secara gak sengaja tertangkap mata dalam perjalanan wisata menuju Kamang Kalam dan Kamang Tarang di Kabupaten Agam.
Masjid dalam perjalanan ke Canduang Koto Laweh, Sumatera Barat
Masjid yang didominasi warna putih ini terlihat dalam perjalanan pulang menuju Tulung Agung dari berwisata ke Blitar, meski ukurannya tidak besar tapi kesan megahnya begitu terasa. Warna putih memberi kesan teduh, sayang aku gak dapat membuat foto yang lebih bagus lagi karena hari sudah malam sementara aku gak tau harus kutak-katik bagian kamera yang mana kalau cahayanya kurang, apalagi karena gak terbiasa menggunakan blitz, jadi nyesel juga karena belum juga belajar moto yang benar,