Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Gagal Ideologisasi Sejarah, Gagal Berdikari

25 Januari 2014   23:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:28 31 1
Hidup zaman sekarang memang sangat keras, hidup itu dinilai dari seberapa penghasilan yang didapat per bulannya, berapa jumlah mobil di garasi, berapa luas tanah yang dipunya. Sulit di zaman ini menstandarkan kesuksesan jauh dari hal-hal seperti itu. Banyak jalan untuk pergi ke sana, salah satunya adalah bekerja kepada perusahaan asing, dalihnya, perusahaan asing lebih menghargai tenaga kerja, jika dibandingkan perusahaan dalam negeri, memang sih, gajinya jauh berbeda, tapi perlu diingat, untuk satu posisi yang sama, seorang ekspatriat bisa jadi digaji lebih besar dari pada pribumi, perbedaanya bukan hanya 50%, bahkan bisa berkali lipat.

Sadar atau tidak, sebenarnya bekerja dengan perusahaan asing, sama saja mengabdikan diri untuk merampok negeri sendiri. Dengan iming-iming gaji yang besar, siapa yang tak tergiur? Tapi apakah pernah terpikirkan, kemana jiwa patriotisme yang pernah ditanamkan? Apakah tergadaikan dengan segepok harta? Kemana semangat berdikari-nya Soekarno itu? Hilang ditelan standarisasi duniawi yang fana ini?

Kita (anak muda) perlu kembali mengideologisasikan pelajaran sejarah yang pernah dienyam dari bangku SD sampai SMA. Kembali merenungi perjuanga-perjuangan panjang para founding father bangsa ini. Tak serta merta, silau dengan dunia, hilang harga diri sebagai bangsa yang besar.

Maka berusahalah kita untuk membangun kekuatan ekonomi yang berwibawa. Dengan maju bukan sebagai penggadai harta ibu pertiwi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun