Bagi sebagian orang (seperti halnya saya) yang berasal dari kampung, kehadiran hewan qurban (sapi, kambing) menjelang hari raya idul adha bukahlah yang luar biasa. Melihat sapi, kambing itu sudah biasa. Sehari hari kalau di kampung itu lihatnya yah hewan - hewan itu. Apalagi sistem peternakan di kampung saya, dimana sapi dibiarkan hidup bebas di padang sabana. Paling sebulan sekali digiring ke kandang untuk dihitung. Yang menggiring biasanya juga pake kuda. Mirip - mirip di film coboy. Dan jelang bulan haji, ada yang di jual ke Jawa ataupun Kalimantan. Pemandangan lingkungan dengan hewan sapi, kambing, kuda sudah biasa. Tapi, bagi anak - anak kota, seperti halnya anak - anak saya yang lahir dan sedang besar di kota, kehadiran hewan qurban menjadi tontonan mengasyikkan. Bagi anak saya, yang ditunggu di bulan haji yah itu .... nonton sapi, kambing ... !! Seperti sekarang ini ... jelang hari H (Idul Adha), ada banyak yang menjual hewan qurban. Di lingkungan sekitar rumah saya, ada yang buka lapak di bawah kolong tol, ada yg buka lapak di antara gedung - gedung. Yang kasian kalau lapak di buka di samping warung. Kasihan yang makan, harus bercampur dengan aroma prengus. Tontonan asyik bagi anak - anak, seperti anak saya. Karena umumnya kambing dan sapi ini sudah sangat jinak, anak - anak juga ikut memberika rumput.
KEMBALI KE ARTIKEL
