Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerbung

Rembulan Di Balik Jendela (Bagian 1)

17 Januari 2025   20:18 Diperbarui: 17 Januari 2025   20:18 17 1
"Rembulan di Balik Jendela"

Malam itu hujan turun dengan deras, menghantam genting rumah tua yang hampir roboh. Di balik jendela kayu yang keropos, seorang wanita muda bernama Laila duduk termenung. Matanya tertuju ke luar, ke arah jalanan yang basah oleh genangan air. Di tangannya, sebuah surat tua yang sudah menguning digenggam erat.

Surat itu dari Armand, cinta pertamanya sekaligus satu-satunya. Sepuluh tahun telah berlalu sejak ia terakhir kali melihat pria itu, namun isi suratnya masih terukir jelas di hatinya.

"Laila, jika kau membaca ini, mungkin aku sudah pergi jauh. Namun, percayalah, cintaku akan selalu tinggal di tempat yang tak akan pernah pergi---hatimu. Tunggu aku, jika kau mau. Tapi jangan biarkan hidupmu berhenti karena rindumu padaku."

Armand adalah sosok yang sederhana, tapi penuh kasih. Ia adalah pria yang selalu mengutamakan orang lain di atas dirinya sendiri. Ketika keluarganya mengalami kesulitan, ia memutuskan pergi merantau untuk membantu mereka. Ia berjanji akan kembali, namun waktu terus berjalan tanpa kabar.

Laila, meskipun didera keraguan, memilih setia. Bukan karena ia tak memiliki pilihan, tapi karena ia percaya cinta adalah tentang memberi tanpa menuntut. Setiap malam, ia duduk di depan jendela, menunggu bayangan Armand yang tak kunjung pulang.

Suatu hari, di tengah keheningan malam, suara ketukan di pintu membangunkan Laila dari lamunannya. Jantungnya berdetak kencang. Apakah ini hanya angan-angan, atau... apakah ini Armand?

Dengan tangan gemetar, ia membuka pintu. Di depannya berdiri seorang pria dengan wajah yang tak lagi muda, tapi sorot matanya tetap sama---hangat dan penuh cinta. Itu adalah Armand. Tubuhnya terlihat lelah, namun senyumnya masih utuh.

"Laila," ucapnya pelan, suaranya serak oleh hujan dan waktu.

Laila membeku. Air matanya tumpah sebelum ia sempat mengucapkan sepatah kata pun. Ia tak peduli betapa waktu telah mengubah pria itu; di matanya, Armand tetaplah cinta yang ia tunggu selama ini.

"Aku pulang," lanjut Armand, kali ini dengan suara yang bergetar. "Aku tahu aku terlambat. Tapi aku ingin kau tahu, aku selalu memikirkanmu. Kau adalah alasan aku bisa bertahan, meski dunia terus menghantamku."

Laila tak menjawab. Ia hanya melangkah maju dan memeluk pria itu erat, seolah tak ingin melepaskannya lagi.

Malam itu, di bawah hujan yang mulai reda, dua hati yang lama terpisah akhirnya bersatu. Tidak ada janji baru yang terucap, karena cinta mereka tak membutuhkan kata-kata. Itu adalah cinta yang suci, yang tidak memudar oleh waktu, tidak terhapus oleh jarak.

Dan di balik jendela kayu tua, rembulan menyaksikan mereka dengan hangat, menjadi saksi bisu dari kisah cinta yang akhirnya menemukan jalannya pulang.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun