Baru tadi sore aku tahu, Namanya wulan perempuan yang mondar mandir dengan wirid "mas, punya 2.000" dengan ekspresi datar, para bedagang kaki lima akan sigap mengusirnya meraka berdalih jika wulan mengganggu para pekerja bubaran pabrik menikmati sore di pinggiran kota industri. Wulan memiliki muka yang tak jelek-jelek amat bahkan jika ia mau mandi dan sedikit memoles wajahnya dengan bedak aku yakin pedagang mie ayam yang barusan meneriakinya mau di ajaknya kencan. Entah terbuat dari apa, atau sudah apa saja yang menempanya mentalnya begitu kuat, walaupun sore ini ia telah diusir dua kali, ia masih saja kembali dengan nada dan ekspresi yang sama "mas, punya 2.000". Aku hanya mengangkat tangan dengan sumpit mie ayam di sela jariku, disisi yang lain raut sebal diiringi mulut ngedumal penjual mie ayam sedikit membuatku rishi, dalam otakku semua orang berhak makan, semua orang berhak perpenghidupan, hanya saja jalan yang harus di tempuh beda beda, mungkin wulan sekarang sedang menjalani peran sebagai peminta-minta tapi apakah itu kemauanya.? Tidak ada yang mau menjalani kehidupan yang terhimpit kesusahan,benar hidup adalah pilihan apa benar wulan tak punya pilihan.
KEMBALI KE ARTIKEL