Mohon tunggu...
KOMENTAR
Gaya Hidup Pilihan

Membangun Percaya Diri Lewat Penampilan, Less is More!

5 Desember 2014   17:57 Diperbarui: 12 Agustus 2015   04:35 150 3

Seringkali kita mendengar bahkan mengatakan kalimat pepatah ini ‘don’t judge the book by its cover’ yang bisa diartikan bahwa tidak seharusnya kita menilai seseorang dari penampilan luarnya tanpa mengenal baik pribadi orang tersebut. Tapi, sadarkah kita bahwa penampilan luarlah yang menjadi point pertama saat kita melihat, bertemu bahkan berkenalan dengan seseorang yang baru? Ya, tentu saja apa yang ditangkap oleh mata adalah penilaian luar, tampilan fisik.

Dalam pengalaman pribadi saya, berkenalan dengan orang baru hampir selalu menyenangkan. Dalam pergaulan, bertemu komunitas di lingkaran hobi yang sama, bertemu kolega atau partner kerja adalah moment-moment dimana kita perlu memperhatikan tampilan luar, pakaian, dandanan dan perlengkapan yang melekat ditubuh seperti aksesoris dan sebagainya. Selera setiap orang tentu saja berbeda, tapi saya menyukai yang simple tapi bermakna, sedikit tapi menonjol, saya menyebutnya dengan gaya less is more.

Saya ingin membagi pengetahuan sedikit, apakah kalian pernah mendengar atau membaca tentang Semiotika? Ya bagian pelajaran mahasiswa komunikasi. Dulu saya sangat tertarik dengan studi ini, fokusnya adalah tentang pemaknaan simbol, tanda, warna dan lain sebagainya. Saya sempat berniat mengambil tema Skripsi saya tentang pemaknaan simbol dengan menggunakan ilmu semiotika ini tapi saya beralih fokus saat itu.

Lalu saya menemukan fakta bahwa kita, manusia juga memakai ilmu semiotika dalam usaha kita menyampaikan pesan tentang kepribadian kita kepada publik atau masyarakat. Secara sadar atau tidak, kita seringkali menggunakan item seperti pakaian, aksesori, gadget, kendaraan, dan lain sebagainya untuk menunjukkan status sosial dan menegaskan siapa kita.

Sebagai contoh, seorang pebisnis atau pejabat lebih senang memakai setelan pakaian mewah berupa jas bermerk terkenal, jam tangan mahal dan tas kerja berbahan kulit. Seorang photographer biasanya lebih casual dengan tampilan kaos oblong, kacamata, ransel, sepatu kets dan menenteng kamera. Seorang model wanita biasanya berdandan sedikit menor, pakaian terbuka, elegan, modis atau fashionable dengan make up lengkap diwajah.

Penggunaan semiotika dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya untuk penegasan akan status sosial atau membangun image diri tetapi kondisi mood seperti seseorang memakai baju warna merah karena situasi hatinya sedang bersemangat atau senang, orang terbiasa memakai pakaian serba hitam saat melayat ketempat duka dan lainnya. Hal-hal kecil seperti tampilan kadang memberikan kita informasi lebih untuk mengenal pribadi orang lain.

Kembali pada bagaimana kita memanajemen diri kita agar pesan yang ingin kita sampaikan, image yang ingin kita bangun sesuai dengan harapan maka tampilan luar adalah mutlak. Kita harus tampil senantiasa rapi dan sesuai untuk urusan pekerjaan, baik itu wawancara kerja, rapat dengan kolega atau menghadiri pertemuan penting. Rapi dan sesuai bukan berarti mewah atau berlebihan, cukup pakaian yang baik dalam arti kita menyetrika pakaian kita, bisa dengan menambahkan pewangi anti kuman seperti Kispray mengingat udara diluar ruangan dan keringat bisa membawa kuman yang akan menurunkan performa kita.

Nah, apa anda sudah punya dan sudah tahu ingin seperti apa diri anda dinilai? Ingin seperti apa diri anda digambarkan oleh orang lain? Maka saran saya mantapkan dulu citra atau image seperti apa yang ingin anda bangun, seseorang yang cerdas, intelektual, kaya, elegan, berpengaruh, menyenangkan, low profile, dan lain sebagainya. Mulai implementasikan hal tersebut dalam cara anda berpakaian, berbicara dan bergaul. Namun, jangan lupakan hal penting ini : jadilah sebaik-baiknya manusia dan jadilah diri anda sendiri, bermanfaat dan murah senyum. Semoga bermanfaat.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun