Tempe terbuat dari kedelai yang difermentasikan menggunakan ragi tempe. Setelah tempe jadi, maka dapat dimanfaatkan menjadi berbagai makanan yang lezat. Salah satu makanan lezat yang berasal dari tempe adalah keripik tempe. Keripik tempe dapat dijadikan sebagai pendamping lauk, pengganti kerupuk atau dapat pula dimakan langsung.
Di Desa Segulung Kabupaten Madiun ada banyak UMKM yang menjual keripik tempe. Salah satunya adalah milik Ibu Puji Lesatari. Beliau sudah berjualan keripik tempe sejak tahun 2000-an. Keripik tempe dibandrol dengan harga Rp. 10.000. Karena harganya murah menjadikan keripik tempe banyak diminati oleh pelanggan, sehingga ia mendapatkan laba sekitar Rp1.000.000,00. Adapun modal yang digunakan untuk memproduksi keripik tempe adalah Rp500.000,00.
Dengan modal tersebut, ia memproduksi tempenya sendiri untuk diolah menjadi keripk tempe. Bahan yang diperlukan untuk membuat tempe diantaranya kedelai 3kg, ragi tempe satu bungkus, serta obat untuk tempe secukupnya. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membuat tempe adalah kedelai dicuci sampai bersih, setelah kedelai bersih, maka kedelai dapat dikukus sampai masak, jika sudah masak kedelai didinginkan. Selanjutnya kedelai yang sudah dingin diberi ragi dan diaduk sampai merata. Jika sudah merata maka kedelai dapat dibungkus dengan Plastik. Pembungkusan tempe harus padat dan tidak ada lubang pada permukaan kedelai, agar tempe yang dihasilkan tidak rusak. Jika kedelai sudah dibungkus maka tunggu beberapa hari agar menjadi tempe.
Tempe yang sudah jadi kemudian dapat diolah menjadi keripik tempe. Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan keripik tempe lebih singkat daripada pembuatan tempe. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat keripik tempe adalah tempe, bawang putih, garam, ketumbar, singkong yang dikeringkan lalu ditumbuk halus, dan air. Singkong yang digunakan untuk pembuatan keripik tempe adalah singkong yang sudah dikeringkan kemudian ditumbuk hingga halus. Penambahan bubuk singkong ini menjadikan keripik tempe menjadi lebih kering, sehingga lebih tahan lama.
Adapun langkah-langkah pembuatan keripik tempe yang pertama adalah haluskan bawang putih, garam, dan ketumbar. Setelah bumbu halus lalu masukkan bumbu halus tersebut ke dalam wadah yang berisi air dan singkong yang sudah halus, lalu aduk sampai merata. Setelah rata masukkan tempe ke dalam adonan lalu goreng hingga matang. Keripik tempe yang sudah jadi siap dipasarkan. Keripik tempe ini dapat bertahan hingga 1 bulan, namun harus disimpan dalam wadah yang kedap udara. Keripik tempe hasil produksi Ibu Puji Lestari biasanya dipasarkan di pasar Pagotan menitipkannya di warung sekitar rumah produksi. Selain dipasarkan di dua tempat tersebut, kadangkala ada orang yang datang langsung ke rumah untuk membeli keripik tempe dengan jumlah yang besar.
Melihat kesuksesan keripik tempe yang semakin meluas, Bu Puji Lestari menyadari pentingnya mendapatkan sertifikat halal untuk produknya. Sertifikat ini tidak hanya akan meningkatkan kepercayaan konsumen, tetapi juga membuka peluang untuk menjangkau pasar yang lebih luas, termasuk supermarket dan retail besar. Bu Puji Lestari mendapatkan informasi tentang prosedur pendaftaran sertifikat halal dari Mahasiswi Universitas Trunojoyo Madura yakni Yesi Rafika Sari.
Pendaftaran Sertifikat Halal ini tidak mudah dan memerlukan banyak persyaratan, termasuk verifikasi bahan baku, proses produksi, hingga kebersihan tempat produksinya. Namun, dengan tekad yang kuat dan informasi dari Mahasiswi UTM, Bu Puji Lestari berhasil mengumpulkan semua dokumen yang diperlukan dan mengajukan pendaftaran. Pada tanggal 14 Desember 2023 beliau mendaftarkan produk keripik tempe buatannya. Setelah melalui serangkaian verifikasi dari pendamping PPH Halal Center UTM pada tanggal 03 Januari 2024 akhirnya keripik tempe bu Puji Lestari mendapatkan sertifikat halal. Sertifikat ini menjadi simbol kepercayaan dan kualitas, serta membuka jalan bagi keripik tempe untuk menembus pasar nasional.