Selain itu, melalui Pojok Literasi, para pelaksana juga ingin menanamkan kembali nilai bahwa membaca bukan sekadar aktivitas untuk menyelesaikan tugas, tetapi juga cara untuk memperluas wawasan, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dan bahkan sebagai sarana relaksasi. Mereka percaya bahwa membaca dapat menjadi kebiasaan positif yang tidak hanya mendukung kesuksesan akademik, tetapi juga pengembangan diri mahasiswa secara holistik.
“Kami sadar bahwa saat ini mahasiswa lebih banyak datang ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas, bukan untuk membaca. Dengan kegiatan ini, kami ingin memberikan pengalaman baru yang menyenangkan dalam membaca, sehingga mahasiswa bisa merasa lebih dekat dengan buku,” ujar salah satu anggota tim pelaksana.
Meskipun kegiatan ini sederhana, dampaknya diharapkan cukup signifikan. Dengan suasana santai dan tanpa tekanan, mahasiswa diharapkan dapat menjadikan membaca sebagai bagian dari keseharian mereka. Selain itu, kegiatan ini juga membuka ruang bagi interaksi sosial di antara mahasiswa, di mana mereka bisa saling berbagi cerita atau rekomendasi buku yang menarik.
Proyek Pojok Literasi merupakan langkah kecil, namun bermakna, untuk membangun budaya literasi di lingkungan kampus. Harapannya, program ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk mulai menghargai pentingnya membaca dan mengembangkannya sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Dengan konsistensi dan dukungan dari para mahasiswa, Pojok Literasi berpotensi menjadi gerakan yang lebih besar dalam menciptakan lingkungan kampus yang lebih literat.