Yang pertama, berpikir kritis merupakan kegiatan mempertimbangan beberapa faktor atas suatu pengambilan keputusan. Dan pengambilan keputusan tersebut haruslah dengan pemikiran yang matang. Mendidik anak berpikir kritis akan membantu anak untuk secara aktif membangun pertahanan diri terhadap serangan informasi di sekelilingnya. Kegiatan yang dapat dilakukan agar anak berpikir kritis, yaitu belajar dari observasi, belajar dari pengandaian (berangan- angan), belajar tentang kemungkinan- kemungkinan baru, belajar menemukan kesalahan lalu menganalisisnya seperti kegiatan pembelajaran dengan metode VCT pada kelas bawah dengan percontohan dan pada kelas atas dengan analisis nilai, dan melengkapi cerita ( jadi anak disuruh berpikir bagaimana penyelesaian dari cerita tersebut.
Yang kedua, berpikir kreatif adalah kemampuan menghasilkan suatu pekerjaan atau hasil karya yang baru dan bermanfaat. Kegiatan yang dapat dilakukan agar anak berpikir kreatif yaitu dengan membiarkan anak dengan bebas melakukan, memegang, menggambar, membentuk, ataupun membuat dengan caranya sendiri dan menguraikan pengalamannya sendiri. atau dapat dengan mencoba suruh anak menyelesaikan permainan puzzle dibantu oleh orang tua.
Yang ketiga, problem solver merupakan pemecahan masalah. Pemecahan masalah mengacu pada proses mental individu dalam menghadapi suatu masalah untuk selanjutnya menemukan cara mengatasi masalah itu melalui proses berpikir yang sistematis dan cermat. Kegiatan yang dapat dilakukan agar anak menjadi problem solver yaitu dengan menyuruh anak menyelesaikan cerita, yang ada masalah di dalamnya. Tidak hanya itu penyelesaian masalah juga bukan hanya dalam cerita tetapi dalam kehidupan sehari- hari. Dengan mengajak anak berpikir kritis terhadap permasalahan itu juga merupakan problem solver.