Sebab jika kita renungkan kembali makna “bangsa” dalam kalimat di atas menunjukan pada suatu struktur kelas masyarakat tertentu. Disini berarti bahasa dijadikan takaran mengenai martabat dan latar belakang seseorang. Ketika bahsa dapat dijadikan sebagai takaran mengenai martabat dan latar belakang seseorang disinalah kemudian bahasa dijadikan sebagai control sosial masyarakat. Bagaimana tidak?? dijawa cara bicara seorang tukang becak kepada gubernur berbeda ketika ia sedang berbicara dengan tukang jamu pun sebaliknya.
Sungguh menabjubkan ketika bahasa kususnya bahasa daerah dapat menjadi remote control bagi ratusan bahkan ribuan individu. Jelas disini menunjukan suatu evolusi sejarah sosial-politik yang berkepanjangan. Bagaimana tidak?? bahasa dapat sebagai pembatas dan pengatur seseorang dalam berinteraksi. Misalnya seorang tukang becak yang biasa menggunakan bahasa yang cenderung balk-balakan dan sedikit kasar ketika dihadapkan dengan seorang pejabat, maka ia akan berubah 18o derajat menjadi halus dan sopan dan akan kembali kekebiasaanya lagi ketika ia berhadapan dengan tukang jamu.
_dialektikaku melihat realitas masyarakat sepanjang jalan gejayan_