Hari ini saya sampai di tempat kerja seperti biasa. Â Alhamdulilah ya...segala sesuatu lancar.
Walaupun pada kemarin lusa, saya mengalami beberapa masalah di rumah yang waktunya
kebetulan berbarengan. Mulai dari genteng rumah yg bocor (sekarang lagi musim hujan),
mesin cuci rusak, sampai masalah rantai sepeda motor yg putus. Lalu saya berfikir
kok ada-ada saja ya, kenapa tepat pada saat saya sedang membutuhkan tambahan biaya
untuk kebutuhan anak-anak di sekolah, Â eh..ada lagi biaya yang harus saya keluarkan dan sifatnya
mendesak. saya sempat rungsing (pusing & maunya marah-marah).
Tapi untunglah, semua akhirnya dapat terselesaikan juga meskipun harus bersalam kesana
kemari (seperti Ayu TingTing mencari alamat, bedanya kalau saya cari pinjaman).
Pagi ini sebelum masuk ke ruang kantor, saya berjalan berdampingan dengan seorang rekan kerja.
"Saya kemarin dapat masalah di rumah..." ujarnya membuka percakapan.
"lho memangnya kenapa?..." Â saya bertanya agak penasaran
"Begini ceritanya........" lalu ia melanjutkan ceritanya, dan saya mendengarkan dengan baik.
"Ooooooo...begitu....." saya melongo. Lho..kok sama ya..dengan yg sedang saya alami.
Rupanya kemarin itu rekan tsb ada masalah juga dirumahnya. Pompa airnya sudah 2 hari
rusak. Sehingga otomatis kebutuhan air dirumah tdk dapat terpenuhi.
"Wah bener-bener repot deh, kalau dirumah gak ada air." Saya menganguk membenarkan
ucapannya. Menurut ceritanya lagi, ia harus membayar orang untuk memperbaikinya.
Lumayan besar biayanya, sementara biaya untuk kebutuhan yg lainpun masih harus ia
fikirkan.
Disaat hatinya sedang gundah, dan merasa seolah-olah ia saat itu sebagai orang yang
sedang tidak beruntung, ia bertemu dengan kenalannya, seorang Ustad.
"Ade ape, kok ente kelihatannya lagi bete nih? "Ustad tsb bertanya padanya.(gaul bgt ya?)
Lalu menurut penuturannya, rekan saya pun menjawab:
"Iya bang Ustad, saya lagi pusing, akhir-akhir ini banyak sekali pengeluaran uang."
"Buat ape?...kalo boleh ane tau" tanya pak Ustad
"Ya macam-macam deh Tad, buat ini, buat itu. terakhir malah duit habis banyak buat
betulin AC, betulin pompa air ..wah pokoknya barang2 saya banyak yg rusak."
rekan saya menjelaskan ke Ustad.
Sungguh tak disangkanya, Ustad itupun menatapnya dengan pandangan bahagia dan
bersyukur. Â "Alhamdulilah ...!" Â ujarnya sambil memegang tangan rekan saya tersebut.
Rekan saya terkejut atas jawaban dari Ustad. Dengan perasaan heran ia menanyakan
hal tersebut. "Kok Alhamdulilah Tad..? Â memangnya saya dapat rejeki?" tanyanya.
Kemudian dengan tersenyum, Ustad tadipun menjelaskan kenapa ia harus bersyukur.
" Semuanya yg ada pada kita adalah semata-mata hanya titipan Allah. Kapanpun kehendaknya,
Allah berkuasa dan berhak untuk mengambilnya dari kita. Begitupun harta kita, semua
milik kita, bahkan keluarga kita sekalipun milik Allah.
Sebenarnya, tidaklah seberapa kalau hanya barang-barang kita yg jadi rusak, karena
barang bisa kita ganti, uang bisa kita cari lagi. .....Jadi,.. Alhamdulilah, kita dan keluarga masih
diberi nikmat sehat wal afiat tidak kurang suatu apapun."
Demikian akhir penuturan dari rekan tersebut sebelum kami memasuki ruang kerja.
Sepertinya semua itu mengena ke diri saya sendiri dan mengingatkan saya akan suatu
kata nasehat yg berbunyi:
JANGAN KATAKAN: " Wahai Allah, masalahku sangat besar"
KATAKANLAH: " Wahai Masalah, Allah itu maha besar"
(Ditulis oleh: Yeda Hendrayana, Â Jakarta 31 November 2011)