Sebagian besar umat beragama memandang penderitaan sebagai bermakna. Tetapi dalam khasanah filosofis (dan teologis), apa yang disebut masalah kejahatan dan penderitaan (the problem of evil and suffering) tetap tak terpecahkan. Banyak teori telah berusaha menjelaskan, tetapi masalah tersebut tetap tinggal misteri. Berhadapan dengan penderitaan, pertanyaan “mengapa?” memberontak dari kedalaman hati manusia segala zaman. Masalah ini juga menjadi alasan yang, menurut hemat saya, paling alot untuk menolak Tuhan. Bagaimana kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Baik dan Maha Kuasa, Dia sebagai asal dan tujuan hidup, dapat bertahan di hadapan kenyataan penderitaan? Paragraf-paragraf berikut akan menyajikan bagaimana masalah penderitaan menantang secara serius pandangan hidup segala agama (khususnya yang monoteistik). Secara khusus, saya hendak memusatkan perhatian pada sebuah karya sastra yang termasyhur, La peste (The Plague / Sampar, 1947), karya seorang sastrawan Prancis kelahiran Aljazair, Albert Camus (1913-1960).